REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta dan dua konsorsium pemenang tender konstruksi layang proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menandatangani kontrak konstruksi proyek itu sehingga telah siap melaksanakan pekerjaan tersebut. "Dengan ditandatanganinya kontrak konstruksi layang ini maka lengkap sudah semua proses administrasi teknis dengan kontraktor untuk paket bawah tanah (underground), maupun paket layang," kata Dirut PT MRT Jakarta, Dono Boestami dalam rilisnya, Kamis (17/10).
Dia menambahkan, semua kontraktor telah siap melakukan pekerjaan konstruksinya. Manajemen PT MRT Jakarta melakukan penandatanganan kontrak dengan konsorsium pemanang, masing-masing Konsorsium Tokyu-WIKA dan konsorsium Obayashi-Shimizu-Jaya Konstruksi pada Rabu (16/10).
Konsorsium Tokyu-WIKA memenangkan tender untuk paket Konstruksi Layang CP 101 dan CP 102, sementara Konsorsium Obayashi-Shimizu-Jaya Konstruksi memenangkan tender untuk Paket Konstruksi Layang CP 103. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, mewakili PT MRT Jakarta dengan masing-masing Kumito Sakai dan Bintan Prabowo mewakili konsorsium Tokyu-WIKA. Sedangkan konsorsium Obayashi-Shimizu-Jaya Konstruksi diwakili oleh Osamu Fujiwara (Obayashi), Tetsuo Oishi (Shimizu), dan Ida Bagus Rajendra (Jaya Konstruksi).
Nilai kontrak untuk pekerjaan CP 101, CP 102 dan CP 103 yang ditandatangani adalah masing-masing sekitar 14,7 miliar yen untuk CP 101 dan 2,2 miliar yen untuk CP 102 serta 1,8 miliar yen untuk CP 103. Masing-masing kontrak memiliki durasi selama 243 minggu. Pada 10 Oktober 2013, telah dilakukan groundbreaking Proyek MRT Jakarta yang dipimpin oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yang menandai tahap konstruksi fisik Proyek MRT Jakarta. Groundbreaking tersebut dapat dilakukan setelah melalui berbagai upaya percepatan.
Upaya tersebut dilakukan dengan meningkatkan intensitas komunikasi dengan berbagai pihak termasuk unsur Pemerintah Pusat, instansi Pemerintah DKI Jakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, pihak Kontraktor dan pihak-pihak lainnya.
Pekerjaan groundbreaking yang dilakukan adalah pekerjaan sipil yang benama slope protection yaitu pekerjaan untuk memperkuat dinding tanah, supaya proses pekerjaan sipil yang dilakukan memiliki penyangga/retaining wall yang kuat sehingga pada saat pekerjaan penggalian nantinya tanah atau jalanan yang diatasnya tidak bergeser atau longsor. Pekerjaan slope protection ini akan dilanjutkan dengan pekerjaan pembuatan diaphragm wall untuk stasiun, dimana membutuhkan waktu sekitar dua tahun sebelum alat Tunnel Boring Machine atau TBM dapat mulai dioperasikan kedalam tanah untuk memulai pengeboran terowongan pada tahun 2015.
Untuk paket Konstruksi Bawah Tanah (underground), semua proses sudah selesai dan kontraktornya telah siap untuk segera melakukan proses konstruksi yang akan dimulai pada bulan Oktober nanti. Saat ini masih ada dua paket lagi yang akan segera dilakukan tendernya.
Konsultan tender PT MRT Jakarta sedang melakukan pra-kualifikasi calon peserta tender. Proses penyerahan dokumen pra kualifikasi tender telah dilakukan pada Oktober 2012 dan kini dokumen tersebut sedang dievaluasi. Tender tersebut rencananya akan dimulai pada bulan November 2013 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2014.