Kamis 17 Oct 2013 13:54 WIB

Prabowo: Masyarakat Pesantren Jangan Apatis Politik

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto
Foto: Antara
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto berharap kalangan pesantren tidak apatis dalam politik. Menurutnya politik merupakan jalan untuk merealisasikan keinginan merubah nasib seseorang.

"Politik lah yang membawa kita merealisasikan cara bagaimana merubah nasib," kata Prabowo di Pondok Pesantren Darul Amal, Sukabumi, Jawa Barat sebagaimana keterangan persnya yang diterima Republika, Kamis (17/10).

Prabowo menyitir firman Allah dalam surah Ar-Rad ayat 11. "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum apabila kaum itu tidak berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri," ujar Prabowo.

Ayat tersebut menurut Prabowo menunjukan bahwa manusia yang ingin mengubah nasib harus berusaha sebaik-baiknya. Manusia harus bisa berjuang mencapai apa yang diyakininya.

"Karena itu kita harus menghargai orang-orang yang diri untuk mengabdi kepada rakyat, itulah arti sebenernya politik," katanya.

Prabowo menyatakan rakyat selaku pemegang kedaulatan mesti berusaha memilih figur terbaik untuk dijadikan pemimpin. Rakyat, katanya, mesti jeli dalam melihat kualitas calon pemimpin yang benar-benar mengutamakan kepentingan rakyat melebihi kepentingan pribadi dan golongannya.

"Nasib Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa Indonesia sendiri. Jangan mau kalau hanya ditentukan oleh segelintir elite di Jakarta," katanya.

Menurut Prabowo kemiskinan yang terus melilit sejumlah daerah di Indonesia terjadi rakyat kurang berusaha jeli memilih pemimpin. Padahal dengan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, mestinya tidak ada lagi anak bangsa yang terjerat himpitan ekonomi.

"Berdasarkan data yang saya miliki, Indonesia rugi tiap tahun Rp 1.000 triliun. Rakyat akan tetap miskin jika tidak upaya merubah keadaan," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement