REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan tekad pemerintahannya untuk meningkatkan pembangunan yang sering dikritisi oleh lawan politiknya.
"Kami melayani publik, bukan individu," kata Erdogan dikutip dari Hurriyet Daily News, Selasa (22/10). Pernyataan itu dibuat menjawab kritik pembangunan jembatan Bosphorus yang dinilai berdampak pada kehutanan di sebelah utara kota itu.
"Apa pun dapat dikorbankan untuk pembangunan jalan, karena jalan adalah peradaban. Tapi mereka yang berperadaban rendah tidak mengerti arti pentingnya pembangunan jalan," katanya.
Dia melanjutkan, "Dalam budaya kita, jalan tidak boleh ada penghalang. Walaupun ada masjid di depan jalan itu, kami akan merubuhkan masjid itu dan membangun penggantinya di sisi lain," kata Erdogan.
Dia juga mengkritisi sikap mereka yang menolak penggusuran pepohonan untuk pembangunan jalan ke kampus Universitas Middle East Technical University (ODTÜ), Ankara.
"Kami tidak akan berhenti karena memang begitu. Dulu, para bandit jalanan selalu berusaha menghalangi jalan, bandit modern menghalangi pembangunan jalan," tegasnya.
Politik Turki sering memanas karena pihak oposisi berusaha melumpuhkan aktivitas pemerintah dengan mengkritisi semua inisiatif pembangunan.
Tuduhan liberalisme sering menjadi senjata untuk menyerang semua kebijakan pemerintah seperti tuduhan pembangunan pusat perbelanjaan di jalan ODTU itu.
"Tidak ada pembangunan pusat perbelanjaan dalam rencana. Kami hanya ingin membangun masjid kecil, itu saja. Anda bisa merubuhkan rumah, pemakaman demi pembangunan jalan. Jalur pembangunan jalan sudah ditentukan. Jalan ini akan berfungsi sampai 1.000 tahun ke depan, atau 2.000 tahun," kata Menteri Lingkungan dan Perencanaan Perkotaan, Erdogan Bayraktar menjelaskan.