REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Menghadapi potensi kerawanan bencana alam selama musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang masih kekurangan personil lapangan.
Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Semarang hanya berkekuatan sekitar 36 personel. Dari jumlah ini tidak semuanya merupakan personel lapangan.
"Sejauh ini jumlah personel yang masih kurang," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Purbatinhadi, di Ungaran, Kamis (24/10).
Menurut Purbatin, wilayah Kabupaten Semarang yang cukup luas dan kontur gunung dan perbukitan memiliki potensi bencana alam yang cukup tinggi, terutama saat musim hujan.
Untuk mengantisipasi kekurangan personel lapangan ini, BPBD telah melayangkan surat kepada tiap- tiap kecamatan untuk menyiagakan tim SAR masing-masing.
Selain penyiapan personel, masih menurut Pubatin, BPBD Kabupaten Semarang juga telah menyiagakan posko induk SAR Bumi Serasi dan SAR di masing-masing kecamatan.
Dengan sistem koordinasi dengan aparat siaga bencana di tingkat desa, BPBD berharap satgas ini mampu mendukung tugas-tugas penanganan darurat bencana alam di lapangan.
Untuk mendukung antisipasi bencana alam ini, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai peralatan lapangan. Yang terbaru BPBD juga telah melakukan pengadaan peralatan senilai Rp 268 juta.
Yakni meliputi pengadaan satu unit perahu karet dan peralatan selam. Sebab selain potensi tanah longsor, Kabupaten Semarang juga berpotensi terhadap banjir.
Dengan penambahan ini, maka BPBD telah menyiagakan tiga unit perahu karet. "Dua unit milik BPBD dan satu unit milik Universitas Darul Islam (Undaris)," katanya menjelaskan.
Khusus menghadapi datangnya musim penghujan, Purbatin melanjutkan, pihaknya juga mengingatkan warga kabupaten Semarang untuk senantiasa waspada terhadap berbagai bencana alam.
Sebab hampir seluruh wilayah kita secara geografis berbukit, sehingga berpotensi terjadi tanah longsor, banjir dan putting beliung.
Berdasarkan peta rawan bencana BPBD Kabupaten Semarang, wilayah rawan longsor tersebar di Kecamatan Getasan, Banyubiru, Ungaran Barat, Bandungan, Jambu, Sumowono dan Kecamatan Ungaran Timur.
Wilayah kerawanan banjir meliputi Kecamatan Bawen, Ambarawa, Tuntang dan Banyubiru. Sedangkan wilayah rawan bencana angin topan meliputi Kecamatan, Susukan, Kaliwungu, Pabelan, Bancak, Bregas, Ungaran Timur dan Barat serta Bandungan.
Sementara itu, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah sebelumnya telah merekomendasikan prakiraan musim hujan tahun 2013/ 2014 dimulai awal Oktober 2013 hingga akhir November 2013.
Daerah Pantura Barat dan Tengah prakiraan awal musim hujan pada akhir Oktober 2013. Sementara musim hujan di kawasan Pantura Timur akan masuk pada awal November 2013.
Sedangkan untuk daerah pegunungan (Jawa Tengah bagian Tengah) akan berlangsung akhir Oktober ini. Sementara kawasan pantai selatan bagian tengah dan timur mulai pertengahan Oktober ini.
Sehubungan hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah meminta perhatian seluruh instasi yang terkait untuk melakukan antisipasi.
"Berupa kesiapan posko untuk siaga banjir dan tanah longsor dengan melibatkan SKPD terkait," ungkap Kepala Biro Humas Pemprov Jawa Tengah, Agus Utomo.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook