REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, Kapolri baru harus dapat membangun hubungan baik dan sinergi dengan TNI, tidak hanya di antara para petinggi Polri dan TNI, namun juga antaraparat kedua lembaga.
"Kapolri harus menggerakkan Polri untuk terus-menerus mengajak TNI bersinergi. Jangan sampai Polri bersikap arogan dengan merasa 'powerful' (berkuasa) dan meninggalkan TNI," kata Neta saat dihubungi di Jakarta, Kamis (24/10).
Menurut dia, selama ini ada beberapa kesenjangan antara Polri dan TNI sehingga membuat aparat jajaran bawah dari kedua lembaga itu sulit untuk bekerja sama, salah satunya adalah kesenjangan ekonomi.
"Ada kesenjangan ekonomi antara TNI dan Polri karena selama ini ada sektor-sektor tertentu yang sebelumnya dikerjakan oleh aparat TNI. Namun, sektor itu sekarang diambil alih oleh Polisi, khususnya dalam penyediaan jasa pengamanan," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, Kapolri harus dapat mendorong institusi Polri untuk bisa bersikap terbuka dan mengajak serta para aparat TNI dalam hal pengamanan.
"Dalam hal ini, masing-masing atasan TNI dan Polri di daerah harus paham untuk mengendalikan semua. TNI harus diberi kesempatan juga untuk pengamanan 'event-event', seperti Pilkada, Pemilu Legislatif, dan Pilpres," ujarnya.
Selanjutnya, ia mengatakan untuk meningkatkan kebersamaan antara Polri dan TNI, kedua lembaga dapat bekerja sama dalam mengadakan acara atau kegiatan olahraga, budaya, dan kesenian.
"Selain itu, bila ada ajang kebudayaan atau olahraga di daerah-daerah, pemerintah daerah harus menyertakan TNI dan Polri dalam hal pengamanan sehingga tidak ada kesenjangan di antara keduanya," kata Neta.