REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin pencanangan 'Gerakan Nasional Memiliki Jaminan Kesehatan Melalui Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan'.
Pencanangan gerakan ini digelar di Komplek Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Kota Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin (21/10) lalu. Acara ini digelar sekaligus peringatan Hari Ulang Tahun ke-45 PT Askes (Persero).
Gerakan Nasional Sadar Jaminan Kesehatan ini pengejawantahan amandemen UUD 1945 tahun 2002. UUD mengamanatkan penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, khususnya bagi keluarga miskin. PT Askes ditugasi menjadi ujung tombaknya, yang bertransformasi menjadi BPJS kesehatan pada awal 2014.
Pencanangan gerakan nasional tersebut diisi penandatanganan komitmen pimpinan 140 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Komitmen ditindaklanjuti dengan keikutsertaan seluruh BUMN dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pencanangan Gerakan Nasional Sadar Jaminan Kesehatan juga dihadiri sejumlah menteri, Direktur Utama PT Askes (Persero) Fachmi Idris, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Kegiatan dimaksud diselenggarakan di Jawa Barat karena provinsi ini menjadi percontohan bagi penyelenggaraan BPJS bidang kesehatan. Gubernur Heryawan menjelaskan, Pemprov Jawa Barat mulai melaksanakan persiapan dan sosialisasi Program JKN sejak Juni lalu.
Heryawan menjelaskan, Jawa Barat ditetapkan pemerintah pusat sebagai percontohan karena provinsi ini memiliki sistem rujukan pemeliharaan kesehatan (pengobatan rumah sakit) terbaik. Selain itu, Jawa Barat berpenduduk terbesar di Indonesia. Dengan demikian, pelaksanaan sistem JKN di provinsi ini menjadi rujukan bagi penerapan program serupa di daerah lain secara nasional.
Gerakan Nasional Sadar Jaminan Kesehatan, Gubernur Jawa Barat menambahkan, antara lain diikuti sosialisasi intensif kepada masyarakat seputar pentingnya pola hidup sehat. Penelitian berbagai pihak, ungkap Heryawan, menunjukkan 75 persen derajat kesehatan seseorang dan keluarga ditentukan faktor lingkungan dan pola hidup sehari-hari. "Secara bertahap kita akan mengubah paradigma bahwa nantinya siapapun ke rumah sakit bukan lagi untuk mengobati sakitnya, tetapi buat menjaga kesehatannya. Warga kita ajak untuk serius memelihara kesehatan. Lebih baik mencegah agar tidak jatuh sakit," papar Heryawan.
Mengenai program asurasi kesehatan, Heryawan menambahkan, bukan semata-mata persiapan bila seseorang menderita sakit suatu saat. Namun, lebih dimaksudkan pula dalam rangka untuk menjaga kesehatan seseorang. Karena pentingnya persoalan kesehatan bagi lahirnya sumber daya manusia (SDM) unggul, Gubernur Jawa Barat berharap dukungan aktif semua pihak agar Program JKN berjalan sukses. (adv)