REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut marah terhadap Organisasi Masyarakat (Ormas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) bentukan Anas Urbaningrum. Tersebar isi pesan singkat yang disebut berasal dari SBY kepada jajaran petinggi Partai Demokrat.
Pesan SBY itu keluar setelah adanya pernyataan dari Pengurus PPI terkait penjemputan pendiri Partai Demokrat Subur Budhisantoso oleh Badan Intelejen Negara (BIN). Anas sudah membaca isi pesan tersebut dari pemberitaan di media.
"Dari pemberitaan yang jadi perhatian saya adalah poin nomor dua," kata Anas selepas acara diskusi di Rumah Pergerakan, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (25/10).
Ada beberapa poin dari pesan itu dan Anas menilai kemarahan SBY berpangkal pada poin kedua. Dalam pesan itu, SBY mengetahui mendapatkan informasi adanya penculikan terhadap Subur oleh BIN. Disebut kabar penculikan itu disebar oleh Anas dan politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika.
"Itu pangkalnya. Ketika beliau menerima informasi itu dan informasi itu salah atau keliru, tidak valid. Kemudian beliau marah," kata Anas.
Aktivis PPI, Muhammad Rahmad, yang menyatakan pernyataan tentang Subur sudah mengklarifikasi. Ia saat itu menyebut Subur 'dijemputi, bukan 'diculik'. Menurut Anas, wajar ketika SBY marah karena mendengar informasi adanya penculikan. Anas mengatakan, menyebarkan informasi penculikan jelas perbuatan jahat. "Karena informasinya salah, sehingga respons beliau menjadi kurang pas," ujar dia.
Anas jadinya bersimpati pada SBY dengan situasi seperti sekarang ini. Menurut dia, SBY menjadi korban dari informasi yang salah. "Saya berharap, yang memberikan informasi meminta maaf kepada Pak SBY. Karena informasi itu tidak benar atau tidak valid," katanya.
Mengenai pesan yang tersebar ke media, Anas meyakini itu merupakan pesan dari SBY kepada jajaran elite Partai Demokrat. Ia mengatakan, juru bicara presiden pun sudah mengkonfirmasinya. Anas juga percaya karena mengenal struktur penulisan, kalimat, gaya bahasa, dan subtansi isi pesan tersebut.
"Saya percaya itu dari Pak SBY," ujar mantan ketua umum partai berlambang bintang mercy itu.