REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Politisi Partai Demokrat I Gde Pasek Suardika menyatakan organisasi kemasyarakatan dan partai politik merupakan dua entitas yang berbeda, karena itu tidak bisa seseorang diharuskan memilih salah satu dari keduanya.
"Bagi seseorang yang berpolitik organisasi itu ibarat tempat latihan, sementara partai politik berbeda lagi," kata Pasek di sela-sela acara temu kader dan peringatan Hari Ulang Tahun ke-12 Partai Demokrat di Sentul International Convention Center, Bogor, Sabtu.
Pasek merupakan kader Partai Demokrat yang juga menjadi Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), organisasi yang dibentuk oleh mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Ia berpendapat dirinya tidak berdiri di dua kaki atau di atas dua pijakan dengan tergabung di PPI dan Partai Demokrat. "Ya saya memang berdiri di dua kaki, kiri dan kanan. Tapi kalau persoalan organisasi dan partai politik, itu dua entitas yang berbeda," katanya.
"Bagi saya keduanya seperti kaki dan tangan, tentu saya mau keduanya supaya lengkap," ujar Pasek menambahkan.
Pasek mengatakan akan lebih tepat apabila dirinya diharuskan memilih antara Partai Demokrat dengan partai-partai politik lain.
Sebelumnya, Pasek sempat menyatakan kesiapannya jika Dewan Kehormatan Partai Demokrat memanggil dia terkait dengan Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
"Saya siap saja. Yang tidak siap itu kalau dipanggil Tuhan, karena anak saya masih kecil-kecil," kata Pasek ketika dijumpai di gedung MPR/DPR Jakarta, Kamis (24/10).
Pemanggilan Pasek oleh Dewan Kehormatan Partai Demokrat berkembang, setelah dikabarkan sebagai salah satu poin dari pesan singkat yang diduga dikirimkan oleh Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, diduga telah mengirimkan pesan singkat kepada sejumlah elit Partai Demokrat, yang berisi rasa kecewanya terhadap PPI yang terus menyerang Partai Demokrat.