Selasa 29 Oct 2013 05:35 WIB

Situs Bersejarah di Makkah Perlu Dilindungi

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Citra Listya Rini
Pemandangan kota suci Makkah.
Foto: AP/Amr Nabil
Pemandangan kota suci Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, Makkah lekat dengan sejarah awal peradaban Islam. Di kota yang terletak di Arab Saudi ini pun banyak situs dan bangunan yang menjadi saksi bisu perjuangan Islam dan tokoh-tokoh penting di dalamnya. Situs dan bangunan penuh nilai historis ini, menurut para ahli, perlu dilindungi.

Dilansir dari laman arabnews, para ahli sejarah, telah memberikan rekomendasi bagi pemerintah Arab Saudi, untuk melindungi situs-situs bersejarah dan masjid-masjid di Kota Makkah, karena besarnya nilai historis Islam didalamnya.

Salah satu ahli dalam bidang sejarah, Talal Al-Sharif, mengatakan bangunan dan masjid di Makkah sarat dengan nilai sejarah. “Bangunan tersebut, misalnya rumah Siti Khadijah, istri pertama Muhammad SAW, dibangun dari zaman dinasti Ummayah,” katanya, Senin (28/10).

Situs rumah Khadijah ini, berada didekat bukit Marwah, yang biasa ramai dikunjungi oleh jamaah haji dan umrah. Menurutnya, seharusnya situs ini dilindungi dan dijadikan situs arkeologi, serta tidak dijadikan tempat biasa lagi. “Seharusnya dibuat pintu masuk khusus dan diberi nama sebagai rumah Rasulullah,” ujarnya.

Al-Sharif mengatakan perlindungan yang diberikan pada situs-situs bersejarah ini akan membantu dalam penelitian tentang sejarah Islam di negara ini. Menurutnya, beberapa ahli sejarah telah berhasil mengidentifikasi beberapa situs arkeologi utama yang sangat penting di Makkah. 

Beberapa badan lain pun telah melakukan hal serupa, untuk melindungi situs-situs bersejarah ini, salah satunya adalah Komisi Pariwisata dan Sejarah Arab Saudi.

Al-Sharif mencontohkan, Masjid Al Baiah masih bisa berdiri tegak hingga kini dan gayanya seperti menggunakan pada arsitek di zaman Abu Jaafer Al-Mansour dan Abbasid. Masjid ini direnovasi dan diperluas pada zaman Mamluk dan zaman kaisar Ottoman. Bangunan seperti ini, perlu dilindungi, dirawat, dan jangan sampai dibongkar atau dihancurkan hingga tak berbekas.

Profesor dalam bidang Sejarah Arab, Fawaz Al-Dahnas, yang juga menjadi kepala musem di Um Al-qura University, mengatakan Masjid ini memang punya nilai historis yang tinggi.

“Bangsa Yastrib bertemu Rasululah di Masjid Al- Baiah ini, ketika bangsa Quraish menentangnya,” ujar pria yang juga menjadi Komite Ahli dalam Situs Sejarah Islam ini.

Menurutnya, posisi Masjid Al Baiah ini adalah sebagai jembatan bagi hubungan antar suku saat pengenalan Islam dulu. Letaknya ada di dalam lembah diantara pegunungan-pegunungan, yang dikenal dengan nama lembah Al Ansar. Masjid ini lekat dengan sejarah yang tak ternilai, karena menjadi saksi penyebaran Islam.

Kini, pemerintah Arab Saudi berencana untuk membongkar masjid bersejarah ini. Alasannya adalah untuk memperluas areal jumrah bagi jamaah haji. Rencana pembongkaran situs bersejarah ini jelas ditentang oleh para ahli sejarah. 

Jika situs-situs bersejarah ini tidak dilindungi, mungkin nanti anak cucu kita tak lagi bisa melihat dengan mata kepala sendiri bangunan yang menjadi saksi perjuangan penyebaran Islam. Hanya bisa menikmati bangunan yang menjadi saksi-saksi bisu sejarah tersebut dari gambar dan cerita. 

Untuk itu, rekomendasi dan suara yang mendukung agar situs bersejarah seperti ini tidak dihancurkan, diperlukan untuk kemudian disampaikan pada pihak pemerintah Arab Saudi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement