REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi Cina menginvestigasi serangan mobil di pintu gerbang Tiananmen yang diduga dilakukan dua warga dari etnis minoritas Uighur. Tabrakan mobil tersebut terjadi pada Senin (28/10) di mana sebuah kendaraan menabrak kerumunan orang.
Lima orang dilaporkan tewas dan 38 orang lainnya terluka. Polisi tidak merilis informasi kepada publik tentang kemungkinan motif insiden di tempak publik dengan pengamanan ketat di Cina.
Dalam laporan ABCnews, Selasa (29/10), tidak ada kejelasan dua terduga pelaku itu termasuk dari korban yang tewas. Dua orang, termasuk seorang wanita Filipina tewas saat mobil sport menabrak trotoar yang penuh sesak dengan orang dan kemudian melaju ke arah Gerbang Tiananmen.
Insiden tersebut terjadi di wilayah sensitif karena menjadi tempat gerakan pro-demokrasi ditindas militer pada 1989. Ada 38 orang yang terluka di antara kerumuman di depan pintu gerbang. Tiga warga Filipina dan seorang pria Jepang termasuk di antara korban cedera.
Seorang pejabat keamanan di Beijing Xinjiang, Zhao Fuzhou, mengatakan polisi telah mengedarkan informasi tentang dua tersangka dengan nama Uighur pasca tabrakan. Etnis muslim Uighur sering menghadapi insiden kekerasan melawan pasukan keamanan Cina. Uighur secara budaya, agama, dan bahasa berbeda dari mayoritas etnis Han Cina.