REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok memperkirakan ada dua kemungkinan pemimpin nasional yang akan terpilih pada pemilu presiden 2014 adalah tokoh tua yang arif atau tokoh muda yang kreatif.
"Dua kemungkinan kategori tersebut yang diperkirakan terpilih pada pilpres 2014," kata Achmad Mubarok pada diskusi "Dialektika Demokrasi: Saatnya Regenerasi Kepemimpinan Bangsa" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut, Wakil Ketua DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan,?Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, dan Politisi Senior PDI Perjuangan Sabam Sirait.?
Menurut Achmad Mubarok, hingga saat ini masih sulit memprediksi siapa calon presiden yang akan terpilih pada pemilu presiden 2014 karena figurnya masih belum jelas serta belum diselenggarakannya pemilu legislatif sehingga belum diketahui sebaran perolehan suara dari setiap partai politik.
"Sampai saat ini baru beberapa partai politik yang telah mendeklarasikan calon presidennya, sedangkan sebagian partai politik lainnya masih menunggu hasi pemilu legislatif," katanya.
Partai-partai politik yang telah mendeklarasikan calon presidennya, menurut Mubarok, adalah Partai Golkar yang mengusung ketua umumnya Aburizal Bakrie,?Partai Hanura yang mengusung ketua umumnya Wiranto, serta Partai Gerindra yang mengusung ketua dewan pembinanya Prabowo Subianto.
Mubarok mengingatkan, partai-partai politik yang sangat cepat mendeklarasikan calon presidennya akan menghadapi konsekuensi menjadi sasaran tembak publik, yang mengkritisi sisi lemahnya.
Karena itu, kata dia, sebagian partai politik masih akan menunggu hasil pemilu legislatif untuk mengusung calon presidennya. "Partai demokrat saat ini masih melakukan konvensi dan pemenangnya baru akan terpilih setelah pemilu legislatif," katanya.
Mubarok menambahkan dari para calon presiden yang tampil kemungkinan figur yang akan terpilih adalah tokoh tua yang arif bijaksana atau tokoh muda yang cerdas dan kreatif.
Namun dari kedua kategori tersebut, Mubarok melihat tokoh tua yang arif bijaksana lebih mungkin terpilih, karena dengan pengalaman, kearifan dan kesabarannya, bisa merangkul seluruh elemen bangsa dan menjadikan bangsa Indonesia kondusif.