REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Bank Pembangunan Islam (IDB) berencana menerbitkan sukuk senilai 10 miliar dolar AS di Dubai. Rencana tersebut akan menjadi dorongan besar bagi ambisi Dubai sebagai pusat ekonomi Islam global.
IDB telah meminta persetujuan regulator di bursa Nasdaq Dubai untuk seri obligasi berbasis syariah agar dapat memulai perdagangan tahun depan. Nilai tersebut dua kali lipat lebih besar dari nilai sukuk yang selama ini terdaftar di Nasdaq Dubai.
IDB mengumumkan rencana program sukuk tersebut usai perhelatan World Islamic Economic Forum (WIEF) di London pekan lalu. Di forum tersebut juga diumumkan bahwa Dubai akan menjadi tuan rumah WIEF 2014.
Ini akan menjadi pertama kalinya IDB menerbitkan sukuk di luar dua pusat perdagangan Islam utama yakni London dan Kuala Lumpur.
"IDB berencana melakukan ekspansi signifikan dari kegiatan perusahaan, pertukaran kelas dunia, penyusunan peraturan serta berkomitmen memberikan solusi keuangan syariah berkualitas terbaik dan membuat rumah alami bagi sekuritas kami," ujar Presiden IDB, Ahmad Mohamed Ali Al Madani seperti dikutip The National, kemarin.
Didukung oleh Nasdaq Dubai, sukuk IDB ditempatkan untuk membiayai kegiatan dari sektor energi, transportasi, pertanian, kesehatan hingga pendidikan di seluruh dunia Islam.
Menteri Urusan Kabinet Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed Abdullah Al Gargawi yakin pertumbuhan berkelanjutan dari sektor keuangan syariah UAE akan memberikan kontribusi berharga bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kawasan UEA dan internasional.
Kepala Pasar Modal Syariah Global Thomson Reuters, Sayd Farook mengatakan meskipun masih dalam tahap awal, program penerbitan sukuk IDB akan mempercepat tujuan Dubai menjadi modal ekonomi Islam.
Jika terus dipupuk dengan membuat pasar sekunder lebih aktif, maka hal tersebut bisa meningkatkan likuiditas sukuk. "Ini menjadi titik kunci pasar modal syariah dan akan menjadi kontribusi penting Dubai ke pasar modal syariah global," ucap Farook.