REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) optimis bisa mengusung Hatta Rajasa sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2014. Optimisme ini berangkat dari elektabilitas survei Hatta yang cukup mumpuni sebagai calon wakil presiden.
"Itu modal utama kami," kata Sekretaris Jendral Partai Amanat Nasional (PAN), Taufik Kurniawan ketika dihubungi Republika, Selasa (11/5).
Taufik mengatakan Hatta punya modalitas yang lengkap untuk diusung sebagai capres. Modalitas itu diantaranya sosol Hatta yang low profile dan posisinya yang strategis sebagai ketua umum PAN. Kondisi ini tentu berbeda dengan sejumlah figur yang unggul secara elektabilitas. namun tidak memiliki modal kendaraan politik.
"Kalau orang belum unggul sebagai cawapres berat menuju capres. Begitu juga yang unggul sebagai capres tapi tidak punya otoritas di partai, sama berat," ujarnya.
Saat ini tidak ada jaminan bagi partai nasionalis bisa mengusung capres sendiri. Pasalnya, kata Taufik, angka presidential thereshold yang kemungkinan akan diberlakukan di Pemilu 2014 masih sama dengan Pemilu 2009. "Partai harus mendapat 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional," kata Taufik.
Taufik mengatakan paradigma politik masyarakat dari pemilu ke pemilu terus mengalami pergeseran. Saat ini menurutnya trend politik aliran mulai bergeser ke politik figur. Dalam konteks itu, tidaklah relevan jika mendikotomikan capres berdasarkan aliran partai. Sebab yang utama adalah bagaimana partai politik mampu menyajikan figur pemimpin yang dikehendaki rakyat. "Saya rasa sulit dibedakan mana capres partai Islam atau partai nasionalis," ujarnya.
PAN tidak khawatir dengan hasil survei yang meniadakan tokoh partai Islam sebagai capres 2014. Hal ini karena menurut Taufik survei bukanlah penentu utama bagi partai politik untuk bisa mengusung capres sendiri atau tidak. Dia mengatakan tiket utama menuju capres lebih ditentukan oleh hasil pemilu legislatif 2014.
"Survei kita anggap saja sebagai referensi dan masukan membangun strategi politik di Pileg 2014," katanya.