REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pasukan keamanan Arab Saudi telah menahan ribuan pekerja ilegal asing dari seluruh wilayah sejak berakhirnya masa amnesti Senin lalu.
"Lebih dari 5.000 pekerja asing ditahan sejak hari pertama kampanye polisi bagi pekerja yang melanggar aturan tenaga kerja dan kependudukan," ujar Juru Bicara Direktorat Polisi Makkah Kolonel Badar bin Saud Al-Saud, Selasa (6/11).
Seperti dilansir Arab News, Rabu (6/11), Al-Saud mengatakan, petugas keamanan dengan rutin menggrebek lokasi yang dihuni pekerja ilegal. Dia mengatakan operasi ini akan menghentikan eksploitasi pekerja tanpa dokumen.
"Operasi ini jangan disalahartikan sebagai usaha mengusir pekerja asing, tapi untuk mengatur status pekerja asing di Arab Saudi. Kami mengimbau semua warga dan pekerja asing untuk bekerja sama," katanya.
Pekerja yang telah memulai proses perbaikan data sebelum akhir periode amnesti tidak dianggap sebagai pelanggar. Namun, mereka harus membuktikan kalau mereka telah menyerahkan aplikasi tepat waktu.
Juru Bicara Polisi di Hail Kolonel Abdul Aziz Al-Zenaidi mengatakan dalam pernyataannya polisi telah menahan 201 pekerja ilegal di provinsi itu hingga Selasa pagi. Polisi di Provinsi Northern Border menahan 68 pekerja ilegal pada hari pertama.
Juru Bicara Kepolisian Najran Kapten Abdullah Al-Ashwi mengatakan pihaknya telah menahan 1.187 pekerja ilegal. Polisi dan pasukan keamanan lain telah memenjarakan 121 pekerja di Taif.
Kepolisian Qasim telah menahan 297 pekerja ilegal pada hari pertama. Operasi kepolisian dimulai Senin pukul 06.00 dan berakhir Selasa pukul 02.00 waktu setempat.