REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Country Manager Indonesia Terre des Hommes Asia Tenggara Sudaryanto menilai, adanya tiga pasang ABG Semarang yang tertangkap sedang bugil di warung internet (warnet) sebagai indikasi Webcam Child Sex Tourism (WCST).
"Kami memang belum melakukan riset kesana tapi bisa jadi itu indikasinya," ujar Sudaryanto usai konferensi pers 'Penelitian Terre des Homes Netherlands: Tentang Webcam Child Sex Tourism (WCST) atau Pariwisata Seks Anak Melalui Webcam (online)' di kantor Terre des Homes, Kamis (7/11).
WCST adalah kejahatan seksual yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi webcamera melalui sosial media. Pelaku umumnya adalah orang dewasa dan korbannya adalah anak-anak.
Sudaryanto belum dapat memastikan apakah kasus ABG bugil di Semarang benar salah satu praktik WCST di Indonesia. Secara detail, kata dia, perlu dicek apakah ABG bugil tersebut dilakukan dihadapan kamera atau hanya iseng saja. "Harus ada investigasi lebih lanjut,"tuturnya.
Menurut Sudaryanto, pengguna sosial media di Indonesia cukup besar. Indonesia, kata dia, menjadi negara terbesar ketiga setelah Amerika dan Cina yang mengakses sosial media. Hal itulah yang menyebabkan potensi WCST di Indonesia cukup besar.
"Kejahatan seksual terhadap anak dapat terjadi melalui on line. Modusnya melalui teknologi sosial media," ujarnya. Sudaryanto mengungkapkan berdasarkan data Komnas Pendidikan (Komnas PA) tahun 2012 ada 31 persen kasus kekerasan anak dilakukan melalui media sosial (online) sisanya dilakukan secara offline.
"Media sosialnya apa saja yang digunakan dalam kasus kejahatan seksual itu yang perlu diteliti lagi," ujarnya.Lebih lanjut, Sudaryanto mengungkapkan kejahatan seksual pada anak dilakukan pada anak usia dibawah 18 tahun. Korban kejahatan seksual yang termuda berumur 14 tahun.