REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD — Sejumlah pejabat Irak dan Turki berjanji untuk mengakhiri ketegangan diplomatik yang mengganggu hubungan dua negara bertetangga itu belakangan ini.
Kesepakatan ini diperoleh saat Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu melakukan kunjungan dua harinya ke Irak untuk bertemu dengan para pejabat senior setempat, Ahad (10/11) kemarin.
Menlu Irak Hoshyar Zebari mengatakan, ketegangan antara negaranya dan Turki telah berakhir. “Kami telah memulai halaman baru,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers bersama dengan para delegasi Turki, Ahad (10/11).
Hubungan antara kedua negara mulai menegang ketika mantan Wakil Presiden Irak Tareq Alhashimi memutuskan mencari perlindungan ke Turki, awal tahun lalu.
Hal ini menyusul tuduhan pemerintah Irak terhadap Alhashimi yang mengatakan dirinya berada di balik berbagai aksi pembunuhan di negara itu.
Turki pun menolak permintaan Baghdad untuk mengekstradisi Alhashimi, meskipun dia telah diadili dan dijatuhi hukuman secara in absentia.
Selanjutnya, kesepakatan energi sepihak antara Turki dan pemerintah daerah otonomi Kurdi di utara Irak, juga menambah ketegangan hubungan kedua negara.