REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN--Sebanyak dua peleton pasukan gabungan dari jajaran Polres dan Kodim 0826 Pamekasan, Jawa Timur, hingga kini masih bertahan di Desa Bujur Barat guna mengantisipasi terjadinya "carok" massal atau berkelahi dengan menggunakan senjata tajam.
Pengamanan terus diperketat menyusul adanya dua orang TKI asal Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan yang "carok" di tempat kerjanya di Malaysia dan menyebabkan seorang di antaranya tewas.
"Pasukan akan tetap bertahan di Desa Bujur, hingga suasana benar-benar aman," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Pamekasan Kompol Wuriyanto, Kamis malam.
Dua TKI asal Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan Sabtu (9/11) "carok" di tempat kerjanya di Malaysia, karena kasus perselingkuhan.
Kedua TKI tersebut adalah Niman dan Ampun. Akibat kasus itu, Niman tewas tersabet senjata tajam dan jenazahnya Selasa (12/11) malam tiba di rumah duka di Desa Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar.
Sementara keluarga kedua belah pihak, baik keluarga Niman ataupun keluarga Ampun tidak terima dengan kasus itu dan berencana melakukan "carok" balasan. Suasna di desa itu hingga Kamis malam masih terpantau belum kondusif.
Menurut Kompol Wuriyanto, pola pengamanan yang dilakukan polisi di desa itu ditekankan pada upaya pencegahan.
Desa Bujur Barat, merupakan salah satu desa di Kabupaten Pamekasan yang warganya memang banyak bekerja di luar negeri menjadi TKI. Bahkan desa ini lebih dikenal sebagai kampung TKI, karena hampir 70 persen warganya bekerja di luar negeri.
Hanya saja, mayoritas warga desa yang bekerja ke luar negeri menjadi TKI itu melalui jalur ilegal dengan perantara calo atau yang dikenal dengan masyarakat setempat dengan sebutan "tekong".
Desa Bujur sendiri termasuk desa terisolasi dengan tingkat pendidikan rata-rata sekolah dasar dan masih masuk kategori desa tertinggal. Desa ini juga dikenal masyarakat Pamekasan dengan "Desa carok" pascaterjadinya carok massal yang terjadi di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar Pamekasan pada 12 Juli 2006.