REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Para pekerja rumah tangga Filipina di Hong Kong, Ahad (17/11), melakukan permohonan emosional pada warga kota kaya itu untuk memberi bantuan murah hati ke tanah air mereka yang porak poranda di landa topan saat ratusan orang melakukan ibadah dan doa bersama.
Di distrik pusat kota itu, lokasi ribuan tenaga kerja wanita Filipina berkumpul pada satu-satunya hari libur mereka (dalam sepekan), seruan untuk sumbangan uang dan barang dilakukan melalui pengeras suara sementara beberapa orang mulai menyanyikan "Amazing Grace".
Data korban tewas resmi dari pemerintah Filipina akibat super Topan Haiyan mencapai 3.681 orang saat ini dan Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan lebih dari tiga juta orang telah mengungsi. Kota Tacloban di Pulau Leyte adalah lokasi yang terdampak terparah.
Lambatnya operasi bantuan dan penyelamatan telah membuat marah banyak warga Filipina di Hongkong, dengan beragam kritik ditujukan pada Presiden Benigno Aquino.
"Ketika Anda berbicara (tentang) ... tidak ada atap, tidak ada makanan, tidak ada air dan tidak ada listrik, dan Anda bereaksi lima atau enam hari kemudian, saya pikir itu bukan hanya lambat. Saya pikir itu kejahatan terhadap rakyat," kata Eman Villanueva, yang mengepalai organisasi buruh migran di Hong Kong.
Cynthia Jaca, seorang pekerja rumah tangga berusia 45 tahun, menambahkan, "(Aquino) tidak mampu memerintah negara, dia hanya pandai bicara tapi tidak dalam tindakan."
"Dia pergi ke Tacloban sangat terlambat dan dia menyalahkan orang-orang lokal," tambah Jaca, yang memiliki kerabat di pulau Samar yang selamat dari bencana topan itu. Lebih dari 150 ribu warga Filipina bekerja sebagai pekerja rumah tangga di kota Cina bagian selatan itu.