REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi salah satu topik terhangat dunia hari ini. Sejumlah media internasional telah melaporkan berita yang tidak mengenakkan tersebut di laman online mereka.
The Guardian hari ini menayangkan berita dengan judul Revealed: Australia tried to monitor Indonesian president's phone (Terungkap: Australia mencoba untuk memantau telepon presiden Indonesia). Di situ dijelaskan bagaimana agen mata-mata Australian Signals Directorate (ASD), berusaha menyadap panggilan telepon pribadi SBY.
"Selain itu, mereka menargetkan ponsel istri presiden, beberapa menteri senior, dan orang-orang kepercayaannya," tulis The Guardian, Senin (18/11).
Media Inggris tersebut juga merilis beberapa nama tokoh penting Indonesia yang menjadi target penyadapan ASD sejak 2009. Antara lain, mantan wapres Jusuf Kalla (JK), mantan menkeu Sri Mulyani, dan mantan menpora Andi Mallarangeng.
Ada juga nama mantan menteri BUMN Sofyan Djalil, mantan jubir presiden Dino Patti Djalal dan mantan menkopolhukam Widodo AS.
"Semua informasi ini diperoleh dari slide presentasi rahasia DSD yang dibocorkan mantan analis NSA Edward Snowden," jelas The Guardian.
Laman media Inggris lainnya, The Telegraph, menyebut daftar pejabat RI yang menjadi target penyadapan Australia tersebut sebagai ‘rincian yang memalukan’.
"Ini bakal semakin merusak hubungan bilateral antara RI dan Australia. Apalagi, hubungan kedua negara ini sebelumnya sudah tegang juga karena isu penyadapan pada Konferensi Perubahan Iklim 2007 di Bali, ditambah pula polemik soal penanganan pencari suaka," papa The Telegraph.
Sementara ABC News menuliskan, dokumen rahasia dari ASD yang dibocorkan Snowden telah berhasil mengungkap seberapa jauh Australia berusaha memata-matai Indonesia. "Informasi tersebut menunjukkan, intelijen Australia secara aktif mencari strategi jangka panjang untuk terus memantau aktivitas ponsel Presiden SBY," tulis media dari negeri kangguru itu.
Laman berita berbahasa Inggris dari Turki, World Bulletin, hari ini melansir kabar berjudul Australia tried to tap Indonesian president's calls (Australia mencoba menyadap panggilan Presiden Indonesia). "Namun, sampai sejauh ini Istana Presiden RI menolak berkomentar," kata mereka.