Senin 18 Nov 2013 20:42 WIB

Korban Bus Masuk Jurang di Pecatu Bertambah Menjadi Tujuh Orang

Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: stjosephpost.com
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Jumlah korban tewas dalam peristiwa bus pariwisata masuk jurang di kawasan Pecatu, Kabupaten Badung, Bali, Senin sore, bertambah.

"Jika sebelumnya jumlah tewas di tempat kejadian empat orang, kini menjadi tujuh orang," kata Kepala Instalasi Forensi RSUP Sanglah, Denpasar, dr Dudut Rustiadi, Senin malam.

Ketujuh korban tewas, yakni Agus Bachtiar Usman (sopir), Priscilia Esther Budi Hardjojo (pemandu wisata), dan lima wisatawan asal China yang menumpang bus nahas tersebut.

"Jenazah korban tewas peristiwa itu kami simpan di kamar jenazah sambil menunggu pihak keluarga yang akan mengambilnya," kata Dudut.

Kelima jenazah berkewarganegaraan China itu hingga kini belum diketahui identitasnya. "Nanti kami bantu proses identifikasi dan visum bagian luar," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data manifes bus pariwisata yang mengangkut wisatawan asing asal China itu di antaranya Xiang Ming, Ling Me An, Ping Sian Ming, Yang Shi Hi, Hu Hua Kong, Go Au Jian, Gao Hong Jing, Peng Yun Hai, Bing Guo Seng, Sao Qin Ping, Sao Jin Li, Ping Jiang Qiang, dan Seng Yin Jian.

Sebagian dari korban luka dirawat di RSUP Sanglah, RS BIMC Kuta, dan RS Kasih Ibu Kedonganan.

Bus pariwisata nomor polisi DK-9251-A meluncur mundur dan terjun bebas ke jurang sedalam 20 meter setelah tidak kuat melewati tanjakan di kawasan Pecatu.

Sebanyak 15 wisatawan asal Cina yang menumpang bus itu sebelumnya mengunjungi Pantai Suluban, Pecatu, dan hendak melanjutkan perjalanan menuju objek wisata Pura Uluwatu.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement