CANBERRA -- Mantan Menteri Luar Negeri Australia, Alexander Downer, mengatakan, ketegangan diplomatik dengan Indonesia terkait skandal penyadapan "di luar kontrol" Pemerintahan Tony Abbott. Ia yakin hubungan dengan Indonesia akan pulih kembali.
Downer mengatakan kepada ABC, reaksi Presiden Yudhoyono "dapat dipahami" dan hubungan Canberra-Jakarta penting. Tapi Australia tidak harus memberikan penjelasan rinci tentang kegiatan intelijennya, dan Tony Abbott juga tidak perlu disarankan untuk memberi penjelasan.
Prioritas Abbott adalah membela asset intelijen Australia. Ditambahkannya, meskipun SBY adalah "teman baik" bagi Australia, namun "ia tidak bertanggung jawab terhadap asset intelijen Australia". "Sebaliknya dia harus melindungi asset intelijen dan operasi intelijen Indonesia. Dan tentu saja dia tidak membicarakan hal itu, dan kita juga tidak meminta kepada Indonesia secara terbuka untuk memberitahu tentang operasi intelijen mereka," kata Downer, yang merupakan menteri luar negeri terlama yang pernah menjabat di Australia.
Downer menilai pengakuan Presiden Obama kepada Angela Merkel bahwa teleponnya telah disadap oleh intelijen Amerika Serikat, dan menjamin hal itu tidak akan terulang lagi, merupakan kesalahan. "Cara terbaik untuk menangani isu ini adalah, tetap pada formula lama. Yaitu, tidak menegaskan maupun membantah tuduhan yang berkaitan dengan intelijen, karena begitu kita mulai melakukan itu - dengan berjalannya waktu - kita akan menghadapi kesulitan," kata Downer.
Sebagai orang yang sering menggunakan asset intelijen selama bertahun-tahun, Downer mengatakan, asset intelijen sangat berharga. "Informasi intelijen membantu melindungi bangsa, melindungi keamanan, menyelamatkan nyawa. Yang tidak kita ketahui adalah bagaimana intelijen bekerja, siapa target mereka dan bagaimana mereka beroperasi dengan berbagai cara," jelasnya.
Downer mengatakan, sangat disayangkan bahwa Indonesia membekukan kerjsama operasi mengenai penyelundupan manusia dengan menghentikan patroli laut bersama, tapi Pemerintah Australia juga tidak dapat disalahkan. "Sayangnya situasi ini di luar kontrol Pemerintah Australia. Jadi kita harus menerima saja konsekuensinya," katanya.
Yang patut disalahkan, menurut Downer, adalah mantan karyawan intelijen Amerika, Edward Snowden, yang membocorkan dokumen-dokumen rahasia kepada media sehingga mengungkapkan operasi mata-mata.
Hubungan Australia-Indonesia akan pulih dengan berlalunya waktu, tambah Downer. Ia tidak dapat memprediksi berapa bulan, tapi yakin, hubungan akan kembali pulih karena kepentingan nasional kedua pihak. "Hubungan persahabatan dan kepentingan bersama tidak boleh disandera oleh tingkah laku Edward Snowden," kata Downer.