Sabtu 23 Nov 2013 21:52 WIB

Ical: Elit dan Kader Golkar Tidak Solid

Rep: Ira Sasmita/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan pidato politik saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimas) V Partai Golkar di Jakarta, Jumat (22/11).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan pidato politik saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimas) V Partai Golkar di Jakarta, Jumat (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Aburizal 'Ical' Bakrie menilai satu titik kekurangan Partai Golkar pada pemilu legislatif dan presiden adalah tidak adanya soliditas antara elit dengan kader partai. Dia menilai tidak ada satu gerakan politik yang sama, tidak ada skenario politik yang satu dan tunggal.

"Elite dan kader partai tidak solid. Menyebabkan mesin politik partai tidak bekerja optimal," kata Ical saat menutup Rapimnas Partai Golkar V, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Sabtu (23/11).

Ketidaksolidan itu, lanjut dia, membuat Partai Golkar tidak pernah memenangkana pileg dan pilpres sekaligus. Pada pemilu 1999, Golkar tidak memenangkan pileg dan pilpres.

Pemilu 2004, Partai Golkar di bawah kepemimpinan Akbar Tanjung memang memenangkan pileg. Namun, kalah saat pemilihan presiden. Pada pemilu 2009, Golkar kembali mundur dan kalah di pileg maupun pilpres.

Karena itu, Ical mengajak semua kader Golkar menjadikan Pemilu 2014 sebagai momentum untuk menciptakan sejarah baru."Partai Golkar harus memenangkan pileg dan pilpres sekaligus," ujar dia.

Dia meminta seluruh elite dan kader meningkatkan kerja politik. Tidak lagi membahas dan merespon hal-hal yang tidak penting dan dapat menghambat upaya meraih kemenangan.

Ical pun meminta, kader partai tidak lagi meributkan hal-hal kecil dan sepele. Dan tidak lagi melakukan tindakan-tindakan yang kontra produktif yag dapat mengganggu konsentrasi meraih target kemenangan Pemilu 2014.

Mantan menkokesra itu mengingatkan semua kader untuk melakukan 'One Unite Campaign'. Tidak hanya mengutamakan pemenangan pileg, tetapi berintegrasii memenangkan calon presiden yang telah ditunjuk melalui rapimnas.

Sementara untuk penetapan calon wakil presiden, sepakat dilakukan setelah pemilu legislatif selesaii melalui rapimnas. Yang melibatkan DPD I, organisasi sayap, ormas pendiri dan yang didirikan Partai Golkar. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement