Ahad 24 Nov 2013 18:08 WIB

LSN: Koalisi Parpol Islam Masih Tersandung

Rep: Ira Sasmita/ Red: Nidia Zuraya
Partai Islam
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi partai politik (parpol) berideologi Islam diinginkan masyarakat sebagai alternatif pada pemilihan umum presiden 2014 nanti. Namun, koalisi parpol Islam ini masih tersandung sejumlah penghalang.

Direktur Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S Bakry mengatakan wacana koalisi partai Islam bisa menjadi ijtihad agar partai Islam tidak terbenam. Sebab, beberapa persoalan yang dihadapi partai Islam belakangan ini membuat elektabilitas dan akseptabilitas partai Islam cenderung menurun. Namun, dengan jumlah mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, peluang untuk merebut kembali suara pemilih Islam sangat besar.

Koalisi, lanjut Umar, secara realistis bisa mendongkrak elektabilitas partai Islam. sekaligus menjadi strategi mencari kekuasaan dalam pemilu 2014.  "Kalau berkoalisi, bargaining terhadap partai nasionalis akan menguat. Paling tidak dan paling realistis untuk jabatan wakil presiden," ujar dia di Jakarta, Ahad (24/11).

Meski begitu, Umar mengatakan, memang masih banyak halangan dalam menyatukan partai berbasis Islam. Misalnya saja, tidak ada tokoh yang kuat sekaligus bisa diterima oleh semua partai sejak era Gus Dur dan Amien Rais. Kemudian, partai-partai Islam masih dihadapkan pada persoalan perbedaan aliran keagamaan. "Meski elite sudah cair, tapi di akar rumput masih terjadi perbedaan aliran yang kuat," kata Umar.

Koalisi juga masih tersandung karena kepentingan partai Islam yang berbeda dan cenderung pragmatis. Partai Islam lebih suka berkoalisi dengan partai nasionalis yang jelas-jelas bisa memberikanmereka bagian dari kekuasaan.

Karenanya, Umar menilai sangat penting untuk menyatukan kepentingan semua parpol Islam. Dengan koalisi, kepentingan pragmatis disatukan sehinggabisa dibagi antara sesama partai Islam. "Setidaknya partai Islam punya tokoh seperti Pak Mahfud MD yang bisa diterima semua kalangan dan aliran," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement