REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Andalan Finance Indonesia masih akan fokus pada pembayaran mobil bekas pada tahun depan. Karena, depresiasi mobil bekasi dianggap jauh lebih kecil ketimbang mobil baru.
Direktur Utama Andalan Finance, Sebastianus Harno Budi mengatakan, porsi pembiayaan tahun depan masih tetap seperti saat ini yakni, 70 persen untuk mobil bekas dan 30 persen untuk mobil baru. "Dengan mobil bekas, kita harapkan margin yang lebih tinggi," ujar Sebastianus usai penandatanganan sindikasi kredit dengan lima bank, Senin (25/11).
Karena depresiasi mobil bekas jauh lebih kecil, pengelolaan risiko akan lebih bagus. Ia mencontohkan, jika sebuah mobil baru berharga Rp 100 juta, depresiasinya belum dapat dihitung, sedangkan mobil bekas sudah diketahui. "Itu salah satu pendekatan kita kenapa kita segmennya mobil bekas," ujar dia.
Sementara itu, untuk pembiayaan, Andalan Finance menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 30 persen. Padahal tahun ini kredit sudah tumbuh 70 persen. Menurutnya, tahun depan banyak hal yang harus dipertimbangkan seperti pemilu dan kondisi makro ekonomi.