REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemimpin Koalisi Nasional Suriah (SNC) Ahmbad Jarba, Rabu malam (27/11), mengumumkan kelompoknya --yang menjadi payung utama oposisi di pengasingan-- akan menghadiri Konferensi Perdamaian Jenewa II.
Jarba mengeluarkan pengumuman tersebut selama kunjungan ke Ibu Kota Mesir, Kairo, kurang dari 24 jam setelah Pemerintah Suriah menyatakan akan menghadiri pembicaraan perdamaian di Jenewa itu.
Saat mengomentari kemungkinan keikut-sertaan Iran dalam konferensi tersebut, Jarba mengatakan Iran hanya dapat ikut dalam kegiatan itu jika Teheran "berhenti membunuhi orang Suriah". Ia merujuk kepada dukungan yang diberikan Iran kepada Pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Setelah berbulan-bulan tertunda, oposisi dan Pemerintah Suriah dijadwalkan mengadakan perundingan pertama mereka dengan tujuan mengakhiri krisis politik dan konflik bersenjata di negara Arab itu melalui konferensi di Jenewa pada 22 November.
Namun, agenda pasti bagi perundingan tersebut, serta daftar lengkap peserta, masih belum dapat diselesaikan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Sasaran Konferensi Jenewa II ialah mencapai penyelesaian politik bagi konflik itu melalui kesepakatan menyeluruh antara pemerintah dan oposisi bagi pelaksanaan penuh Komunike Jenewa --yang disahkan setelah Konferensi Jenewa I pada 30 Januari 2012.
Komunike tersebut, yang telah disahkan oleh Dewan Keamanan PBB, menetapkan langkah penting guna mengakhiri kerusuhan di Suriah.
Namun, penghalang masih menghadang sebab SNC tak ingin Bashar memainkan peran dalam masa peralihan Suriah, sementara Pemerintah Suriah telah menolak prasyarat semacam itu.