REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gamelan Bali dan Jawa semakin populer di Amerika Serikat berkat adanya mata pelajaran untuk kedua seni musik tradisional asal Indonesia itu pada sejumlah universitas, institut dan lembaga kesenian.
"Selain AS, seni musik tradisional Bali dan Jawa juga berkembang di 26 negara lainnya, termasuk Jepang," kata Dosen Program Studi Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Nyoman Windha di Denpasar, Kamis.
Ia bersama sembilan dosen ISI Denpasar yang dipimpin Rektor ISI Denpasar Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar M.Hum pada awal November lalu mendapat undangan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C.
Keikutsertaan sepuluh dosen ISI Denpasar itu untuk menyukseskan kegiatan "International Seminar and Festival of Indonesian Music" di Museum Smithsonian AS.
I Nyoman Windha menambahkan di AS sendiri kini diperkirakan ada sekitar 200 set gamelan yang aktif digunakan mendukung proses belajar mengajar serta pementasan.
Selain gamelan Bali dan Jawa, musik daerah lainnya dari Indonesia juga dipelajari secara intensif di negara Adikuasa itu.
Terkait perkembangan gamelan yang begitu pesat di luar Indonesia, salah satu masalah yang muncul adalah kurangnya forum-forum ilmiah yang bisa mendiskusikan mengenai gamelan dan kesenian Indonesia itu.
Forum tersebut sangat dibutuhkan untuk membangun dialog dengan dunia luar dan mempertebal kecintaan orang asing terhadap gamelan dan kesenian Indonesia lainnya.
I Nyoman Windha yang pernah mengadakan lawatan ke berbagai negara di belahan dunia itu menilai forum ilmiah tersebut sangat penting karena memiliki konsekuensi pada peningkatan preservasi dan kreativitas dalam gamelan baik di dalam maupun di luar negeri.
Sebagai langkah antisipasi terhadap masalah ini, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C. menyelenggarakan sebuah "International Seminar and Festival of Indonesian Music" di Museum Smithsonian AS itu