Ahad 01 Dec 2013 20:17 WIB

Target Ridwan Kamil 5 Tahun ke Depan Buat Infrastruktur Bandung

Rep: Alicia Saqina/ Red: Citra Listya Rini
Ridwan Kamil
Foto: Antara
Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan percepatan pembangunan di lima tahun ke depan. Dalam tiga tahun, pemkot setidaknya menjanjikan perbaikan infrastruktur, menjadi prioritas pembangunan di Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, mimpi dan cita-cita yang akan dilakukannya itu, harus terealisasi. ''Seperti jalan bolong, banjir, dan kebersihan. Tiga tahun, infrastruktur ini harus selesai. Percepatan, saya kebut lah,'' kata Ridwan, Ahad (1/12), di Cikapayang, Bandung.

Pria yang akrab disapa Emil itu menjelaskan, akan berupaya menjadikan Kota Bandung sebagai kota yang aman dan nyaman bagi warganya. Bahkan, ia berjuang menjadikan Kota Bandung kota yang tidak ada diskriminasi, bagi warganya yang menyandang disabilitas.

Menurut Emil, semua lapisan warganya harus merasakan aman dan nyaman tinggal dan hidup di Bandung. ''Adalah mimpi kita semua ya, keinginan, perjuangan kita, untuk menjadikan Bandung luar biasa,'' ucapnya.

Emil mengatakan, sebab sebuah wilayah yang diberikan predikat kota haruslah menjadi wilayah yang aman dan nyaman, baik bagi penduduk wanita, anak-anak, lansia, maupun kaum disabilitasnya. Sehingga, kota yang baik itu bukan kota yang aman untuk laki-laki dewasa saja.

Dalam peringatan hari Disabilitas Internasional tingkat kota, ia berharap Kota Bandung bisa menjadi kota, yang juga mampu menjalankan peraturan daerah nomor 26 tahun 2009 terkait keberpihakan kota terhadap penyandang disabilitas.

Menurutnya, keberpihakan suatu kota terhadap penduduknya yang disabilitas, harus diterjemahkan dengan infrastrukturnya. Sejauh ini, beberapa trotoar di Kota Bandung, sisi kanan dan kirinya, sudah dilengkapi dengan panduan penanda bagi penyandang tuna netra. Penanda tersebut berupa garis lurus berwarna kuning dan permukaannya yang menonjol.

Seluruh penyandang disabilitas pun harus mendapatkan perlakuan yang setara. Terlebih, jelas Emil, dalam porsi penerimaan pegawai di sektor pekerjaan formal. ''Tidak adanya diskriminasi lowongan pekerjaan untuk disabilitas. Mereka ada hak untuk dites, sama seperti lainnya,'' kata Emil.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement