Senin 02 Dec 2013 13:45 WIB

Hidayat Nurwahid Unggul di Pemira PKS Kepri

Hidayat Nur Wahid on a political campaign (illustration)
Foto: dakwatuna.com
Hidayat Nur Wahid on a political campaign (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Kepulauan Riau (PKS Kepri) mengunggulkan Mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid sebagai calon presiden 2014-2019 dalam Pemilu Raya (Pemira) yang dilaksanakan internal partai tersebut.

"Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nurwahid unggul di Pemilu Raya PKS Kepri, yang dilaksanakan kemarin," kata Ketua PKS Kepri Abdul Rahman di Batam, Senin.

Ketua FPKS DPR RI tersebut unggul tipis dari dua saingan terdekatnya yaitu Presiden PKS Anis Matta dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Sedang posisi keempat dan kelima diraih Tifatul Sembiring dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Hidayat mendapat 419 suara atau 18,81 persen, diikuti Anis Matta 403 suara (18,09 persen), Ahmad Heryawan 382 suara (17,15 persen), Tifatul Sembiring 258 suara (12,79 persen), dan Irwan Prayitno 170 suara (7,63 persen).

Abdul Rahman mengatakan lima nama peraih suara terbanyak itu akan disampaikan ke Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS yang kemudian disandingkan dengan perolehan Pemira di daerah lain untuk dijadikan pertimbangan Dewan Syura dalam memutuskan satu orang yang diusung sebagai calon Presiden dari PKS pada akhir Desember.

Pemira merupakan sebuah tradisi berdemokrasi yang dibangun oleh PKS. Menurut Abdul Rahman, Pemira adalah tradisi positif, tidak hanya bagi PKS namun juga bagi bangunan demokrasi di Indonesia.

"Dengan Pemira, PKS membuktikan bahwa berdemokrasi tidak mesti berbiaya tinggi. Dan itu yang mesti dibangun pada sistem berdemokrasi di negeri ini," kata dia.

Pemira diikuti sekitar 2.500 orang pengurus dan kader Kepri yang memiliki hak suara hingga tingkat kecamatan itu diharapkan dapat melahirkan satu nama calon presiden dari 22 orang tokoh yang sudah disiapkan DPP PKS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement