REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi membuka Konferensi Tingkat Menteri (KTM) negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke-9 di Bali (3/12). Dalam sambutannya, ia mengajak para anggota WTO untuk menciptakan sistem perdagangan multilateral yang lebih mudah, adil, dan terbuka.
Ia mengatakan perdagangan global perlu ditata ulang. "Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita mampu menata ulang perdagangan global. Kita punya kesempatan untuk mengupayakan kemudahan bagi perdagangan dunia yang lebih mudah, adil serta terbuka," katanya.
Ia berharap, pertemuan di Bali bisa menghasilkan kesepakatan bersama sebagai kelanjutan dari pertemuan bersejarah di Jenewa yang menghasilkan Agenda Pembangunan Doha (DDA). SBY juga mengingatkan semua negara anggota WTO, telah ada kesepakatan untuk mereformasi.
Sehingga akan membuka pasar bagi negara-negara kurang berkembang. "Karenanya saya berharap pada Anda semua untuk membuat progress yang nyata dalam pertemuan di Bali ini," katanya.
KTM Ke-9 WTO di Bali, paparnya, merupakan kesempatan emas untuk membuat langkah besar menuju kesimpulan Putaran Doha. Ia meminta agar pertemuan tersebut dimanfaatkan untuk menyatukan perbedaan dan menyepakati aturan perdagangan yang baru.
SBY menegaskan, pertemuan Bali akan membuahkan hasil hanya bila seluruh delegasi tidak menmandang yang lain sebagai kompetitor. Melainkan sebagai mitra.