REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI dari PPP, Okky Asokawati, menilai Pekan Kondom Nasional yang digelar Kementerian Kesehatan dan Komite Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) tanggal 1-7 Desember 2013 merupakan program kerja tidak terarah alias serampangan.
''Kegiatan Pekan Kondom Nasional (PKN) semestinya didahului kajian sosiologis mendalam agar tepat sasaran,'' kata Okky di Jakarta, Selasa.
"Kita tidak memungkiri perkembangan penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan tren peningkatan,'' katanya. ''Ini alarm bagi seluruh stakeholder.''
Okky mengatakan membagi kondom secara serampangan justru menunjukkan rendahnya kontrol dan pemahaman para pemegang otoritas terhadap etika moral dan cara yang tepat untuk menanggulangi masalah ini.
Menurut dia, pembagian kondom di perguruan tinggi atau sekolah merupakan langkah yang ngawur dan tidak tepat sasaran.
"Pemberian kondom di institusi pendidikan menunjukkan rendahnya sensitifitas dalam berpikir dan bertindak para pemegang otoritas. Ini seolah mengonfirmasi seks bebas boleh, asal pakai kondom," ujarnya.
Okky menegaskan edukasi kepada generasi muda terkait bahaya penyakit HIV/AIDS dengan cara diskusi dan menstimulus aspek kognisi, emosional, sosial dan spiritual jauh lebih produktif ketimbang bagi-bagi kondom.
Langkah-langkah itu, menurut dia, harus dilakukan bukan hanya oleh Kementerian Kesehatan saja namun lembaga lain seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.