REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden PKS, Anis Matta menyebut pemilihan umum raya (Pemira) yang digelar partainya merupakan upaya menaikkan elektabilitas.
"Ini bagian dari upaya kami mendongkrak elektabilitas partai, dan itu tidak bisa dipungkiri," kata Anis Matta di Jakarta, Kamis (5/12).
Anis menegaskan Pemira bukan upaya main-main yang dilakukan partainya dan bukan cara untuk meloloskan seseorang menjadi bakal capres. Ia berkata, semua sistem sudah disusun sehingga kredibel dalam pelaksanaannya.
"Kami tidak pakai pola seperti konvensi karena di sistem itu ada pertarungan kandidat, namun pemira murni dinamika kader," ujarnya.
Selain itu, Anis mengklaim membangun demokrasi internal melalui pemilihan umum raya dalam hal rekrutmen calon pemimpin di Pemilu Presiden 2014. "Pemira itu konsep saya sebagai Presiden PKS memiliki misi untuk membangun sistem demokrasi internal," kata Anis Matta.
Anis mengatakan PKS belum pernah ikut serta selama tiga kali Pemilu Presiden sehingga muncul tuntutan dari internal kader di bawah untuk menetapkan bakal capres untuk Pemilu 2014. Ia menjelaskan atas dasar itu maka partainya ingin melibatkan semua kader secara terbuka dan transparan untuk ikut memilih bakal capres dari internal partai.
"Kami membangun demokrasi internal dalam hal rekrutmen kepemimpinan," ujarnya.
Dikatakan Anis, selama ini mekanisme Pemira sudah lama digunakan PKS yaitu dalam memilih Majelis Syuro partai. Mekanisme itu menurut dia yang digunakan partainya untuk memilih bakal capres dari internal partai. "Mekanisme Pemira sudah lama, terutama dalam memilih Majelis Syuro PKS," katanya.
PKS pada 30 November 2013 melaksanakan Pemira untuk menjaring calon presiden dari internal partai. Mekanismenya, setiap kader diminta memilih satu dari 22 nama yang telah dianggap memenuhi syarat sebagai calon.
Nama-nama yang banyak dijagokan dari internal partai itu adalah Presiden PKS Anis Matta, Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, dan Gubernur Sumatra Barat Iwan Prayitno.