REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sejumlah pria bersenjata menyerang 12 toko minuman keras di Baghdad pada Sabtu. Serangan yang menewaskan sembilan orang itu merupakan serangan terbaru dalam serangkaian serangan terhadap penjual alkohol di ibu kota negara itu.
Para penyerang mendekati toko di SUV dan menembak mati orang-orang di dalam toko-toko dan supermarket serta melukai dua lainnya .
Polisi mengatakan sebagian besar korban adalah anggota minoritas Yazidi Kurdi Irak yang cenderung menjadi pegawai toko alkohol.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, milisi diyakini berada di balik serangan-serangan terhadap toko-toko minuman keras dan kafe-kafe sebelumnya tahun ini.
Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki, mengatakan pemerintah tidak akan mentolerir milisi dan geng yang melanggar kebebasan publik.
Meskipun banyak warga Irak menghindari alkohol karena dilarang menurut ajaran Islam, Muslim di negara ini umumnya kurang konservatif dibanding tetangganya seperti Arab Saudi dan Iran.
Mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein, membolehkan toko-toko untuk menjual alkohol secara legal, meskipun bar dan klub-klub malam dilarang menjelang akhir pemerintahannya.
Toko-toko dengan lisensi yang masih valid dapat menjual alkohol sekarang, tetapi ada juga outlet ilegal.