Rabu 11 Dec 2013 21:17 WIB

Drama Tiga Kartu Merah dan Penalti di Liga Champions

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Mansyur Faqih
Liga Champions
Foto: footballspeak.com
Liga Champions

REPUBLIKA.CO.ID, LISABON -- Laga Olympiakos Piraeus kontra Anderlecht di Georgios Karaiskakis Stadium, Rabu (18/9) dini hari WIB, menyajikan drama. Bukan lantaran pertemuan kedua tim menyajikan duel seru hingga mencuri perhatian pecinta sepak bola dunia. 

Namun menjadi menarik lantaran pertandingan terakhir di grup C Liga Champions itu berlangsung sangat keras. Di laga yang dimenangkan tuan rumah 3-1, Anderlecht harus mengakhir laga dengan delapan pemain. Tiga pemain klub raksasa Belgia itu diusir wasit. 

Cheikou Kouyate mendapat dua akumulasi kartu kuning pada menit ke-49, Fabrice N’Sakala terkena akumulasi kartu kuning pada menit ke-88. Sementara kiper Silvio Proto langsung diusir wasit pada tambahan waktu babak kedua.

Thrylos mendapat tiga hadiah penalti. Javier Saviola dan Vladimir Weiss menjadi algojo untuk tugasnya pada menit ke-50 dan 72. Sayangnya, keduanya gagal menyarangkan gol ke gawang lawan. Hanya Alejandro Dominguez yang mampu menunaikan tugasnya dengan baik menjelang peluit panjang dibunyikan wasit. 

Khusus Saviola, kegagalannya menjalankan eksekusi penalti dibayar lunas dengan mencetak dua gol pada menit ke-34 dan 58. Sedangkan, tim tamu hanya mampu melesakkan satu gol lewat Sacha Kljestan pada menit ke-39.

Berkat kemenangan itu, juara bertahan Liga Super Yunani itu mengikuti jejak Paris Saint-Germain (PSG) lolos ke fase gugur. Olympiakos mengumpulkan 10 poin sama dari enam laga dengan raihan Benfica. Hanya saja, mereka unggul pertemuan dan memiliki produktivitas gol lebih baik. Sementara Anderlecht tersungkur di posisi buncit dengan koleksi satu poin.

Pelatih Olympiakos, Michel mengatakan pertemuan melawan Anderlecht berlangsung sangat keras. Kartu merah dan penalti yang dimanfaatkan dengan baik oleh para pemainnya menjadi bukti ketangguhan timnya. Dia sudah memprediksi skuat besutannya bakal dibuat menderita dengan penampilan lawan yang habis-habisan. 

Meski begitu, anak asuhnya tetap bisa mendominasi permainan dan meraih hasil maksimal. "Kami layak lolos kualifikasi karena semua bekerja keras. Kami sangat gembira dan menikmati momen ini," ujarnya, dilansir the Stars.

Michel melanjutkan, dengan masa jeda selama tiga bulan sangat menguntungkan Olympiakos. Mereka memiliki waktu untuk menganalisis kekuatan dan mengevaluasi kelemahan sebelum bertanding di babak selanjutnya. "Kami bekerja keras setiap hari dan akan melanjutkan cara ini."

Tiga pemainnya diusir sang pengadil plus hukuman tiga penalti membuat geram manajer John van den Brom. Menurut dia, keputusan wasit sangat bisa digugat. Dia merujuk penampilan babak pertama Purple and White yang bisa menyamakan kedudukan. Situasinya langsung berubah dengan adanya pengusiran pemain.

"Kami melanjutkan bertarung dengan 10, sembilan, dan delapan pemain, tapi itu nampak bahwa tentu saja kami tidak diizinkan untuk menjadi pemenang," keluh van den Brom. 

Namun, ia tetap memuji penampilan tuan rumah yang menunjukkan soliditas lebih baik. Merujuk klasemen akhir, ia tidak memungkiri timnya kalah dibandingkan lawannya. "Saya harap mereka (Olympiakos) beruntung."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement