REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar), mencatat Gunung Marapi mengalami dua kali peningkatan aktivitas pada Jumat (13/12) sehingga statusnya masih waspada.
Petugas Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bukittinggi, Warseno, Sabtu (14/12) mengatakan, peningkatan aktivitas pada gunung terjadi pada pukul 11.10 WIB dengan mengeluarkan asap kelabu tebal setinggi 150 meter dan pukul 11.47 WIB, dengan semburan asap kelabu tebal 200 meter dari puncak gunung.
Masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari pusat letusan atau kawah gunung, katanya.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanah Datar, Padangpariaman, dan Padang Panjang.
Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki gunung dari dalam maupun dari luar Sumbar.
Setiap pergantian tahun, gunung itu selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanah Datar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Marapi.