Sabtu 14 Dec 2013 23:34 WIB

Karzai Sudah Tidak Percaya Lagi dengan AS

Hamid Karzai
Foto: CNN
Hamid Karzai

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Presiden Afghanistan, Hamid Karzai mengatakan negaranya sudah tidak percaya lagi dengan Amerika serikat (AS).

Hal itu disampaikan dia, di New Delhi, India, Sabtu (14/12). ia mengatakan sesuatu dan melakukan hal lain di negara dilanda perang itu.

Pernyataan Karzai kepada wartawan itu diucapkan sehari setelah menegaskan tidak akan dapat ditekan untuk menandatangani perjanjian keamanan, yang mengizinkan pasukan AS tetap berada di Afghanistan setelah tahun depan.

"Saya tidak mempercayai mereka," kata Karzai dalam diskusi luas di satu hotel di mana ia secara khusus menyinggung sepucuk surat dari Presiden AS Barack Obama yang dikirim bulan lalu menjamin kepadanya bahwa pasukan AS akan "menghormati" keselamatan para warga Afghanistan di rumah-rumah mereka.

Karzai mengemukakan hal itu pada hari kedua lawatan tiga harinya ke India yang AS harapkan New Delhi dapat membujuk dia untuk menandatangani perjanjian mengenai pasukan yang mengalami hambatan itu.

Karzai, yang menurut rencana akan mundur setelah pemilu tahun depan, pada awalnya menyetujui apa yang disebut Perjanjian Keamanan Bilateral atau BSA.

Tetapi kemudian ia mengatakan perjanjian itu hanya dapat ditandatangani setelah pemilihan presiden April, memperingatkan terhadap kehadiran NATO jika hanya bertujuan "lebih banyak bom-bom dan pembunuhan-pembunuhan".

Sikapnya membuat marah para pejabat AS da para anggota Kongres, yang mengancam akan menarik semua pasukan AS jika Karzai tidak menandatangani perjanjian itu pada akhir tahun ini.

"Ketika Obama menulis surat kepada saya ia akan menghormati rumah-rumah, mereka harus membuktikannya... melaksanakannya isi surat itu, menghormati rumah-rumah rakyat Afghanistan," kata Karzai.

"Hanya menginstruksikan tidak ada lagi bom-bom dan tidak akan ada lagi bom-bom dan melakukan proses perdamaian secara terbuka dan resmi," katanya.

"Saya sedang berusaha untuk membuatnya sama-sama menang bagi semua," katanya.

Karzai bertemu dengan Perdana Menteri Manmohan Sinh dan Menlu Kapil Sibal, Jumat.

India berjanji akan melakukan segala usaha yang dapat untuk meningkatkan stabilitas di Afghanistan, berhati-hati tentang bagaimana salah satu dari musuhnya-musuh utamanya pemerintah Taliban sebelum digulingkan oleh pasukan pimpinan AS setelah serangan-serangan 11 September 2001.

Dalam kunjungan terakhirnya ke New Delhi Mei, Karzai mengatakan ia akan mengajukan satu daftar bantuan militer yang ia harapkan New Delhi dapat kirim.

Kementerian luar negeri India menolak merinci isi daftar itu tetapi laporan-laporan media lokal mengatakan itu termasuk artileri ringan dan berat, pesawat dan senjata-senjata ringan dan amunisi.

Karzai mengatakan ia "sangat puas" dengan bantuan yang India tawarkan kepada Afghanistan tetapi tidak mengungkapkan jenisnya.

"India tidak menolak untuk memberikan bantuan kepada Afghanistan" tetapi perihal dukungan India kepada Afghanistan dalam peralatan militer dan pelatihan , kenyataannya jauh lebih baik ketimbang yang Anda dengar di pers."

Presiden Afghanistan itu menegaskan perlu dilakukan perundingan dengan Taliban sebagai bagian dari proses perdamaian tetapi "kami maksudkan adalah para gerilyawan Taliban itu adalah warga Afghanistan dan bukan mereka yang punya hubungan dengan organisasi-organisasi teror luar negeri".

"Itu adalah salah satu yang kami usahakan capai bagi perundingan dan mewujudkan kembali kehidupan normal di Afghanistan.... berunding dengan Taliban adalah satu hal yang diperlukan," katanya.

Taliban telah berperang untuk mengusir pasukan asing dari Afghanistan dan memberlakukan hukum Islam, menuduh Karzai adalah boneka AS.

Tetapi Karzai membantah bahwa Taliban menolak melakukan diskusi-diskusi dengan dia dengan mengatakan: "Saya dapat mengataan kepada anda mereka ingin berunding dengan saya," Ia tidak menjelaskan lebih jauh.

sumber : Antara/ AFP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement