Ahad 15 Dec 2013 23:06 WIB

Ahok-Gerindra Dinilai Tak Sekuat Jokowi-PDIP

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thajaja Purnama (Ahok)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thajaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA-- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dinilai tidak memiliki ikatan ideologi yang kuat dengan Partai Gerindra. Alasannya Ahok tidak pernah menjalani proses kaderisasi partai di Gerindra.

"Saya melihat posisi Aho ini bukan dilahirkan dari sebuah proses proses kaderisasi Gerindra," kata pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gungun Heryanto ketika dihubungi Republika, Ahad (16/12).

Selama ini Ahok dikenal sebagai sosok yang tidak loyal dengan partai. Ini misalnya terlihat dari sepak terjang Ahok yang kerap berpindah-pindah partai. Terakhir saat Pilkada DKI Jakartan  Ahok pindah dari Golkar ke Gerindra. "Dia (Ahok) masuk Gerindra sudah setengah jadi. Dia ganti-ganti partai," ujarnya.

Gungun mengatakan hubungan antara Ahok dan Gerindra berbeda dengan hubungan antara Jokowi dan PDI Perjuangan (PDIP). Menurut Gungun PDIP mampu megelola personalisasi figur Jokowi di masyarakat sebagai kader banteng.

 

Dalam rekam jejak politik Jokowi nyaris tidak pernah terdengar kabar terjadi konflik antara Jokowi dan PDIP. "Sosok Ahok berbeda dengan Jokowi. Dia (Ahok) sangat cair dengan partai," katanya.

Gerindra perlu meniru langkah PDIP yang berhasil membangun citra ikatan antara kader dengan partai. Gungun mengatakan apabila Gerindra mampu mengelola figur Ahok maka Gerindra bisa mendapatkan insentif elektoral di Pemilu 2014. "Dia (Ahok) bisa menjadi pewajahan Gerindra. Seperti Jokowi pada PDIP Dia (Ahok) investasi besar menjelang pemilu 2014," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement