REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang merendam beberapa wilayah akibat luapan Sungai Bengawan Solo dan Kali Lamong sejak Sabtu (14/12), menewaskan empat orang di Bojonegoro dan Gresik, Jawa Timur.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Rabu (18/12), mengatakan dua orang meninggal akibat hanyut dari Desa Merbong dan Desa Pilang Gede di Bojonegoro, sedangkan dua lainnya dari Desa Simoboyo di Gresik.
Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo telah merendam 4.085 rumah yang tersebar di 63 desa dari 15 kecamatan dari tiga kabupaten, yakni Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Sedangkan luapan Kali Lamong menyebabkan beberapa kecamatan di Mojokerto dan Gresik juga terendam banjir.
Sutopo mengatakan banjir di Kabupaten Bojonegoro merendam 40 desa di tujuh kecamatan hingga menyebabkan 1.771 rumah dan 1.727 hektare (ha) sawah terendam banjir. Sekitar 3.500 orang mengungsi di sekitar tanggul sungai dan balai desa.
Daerah yang terparah terendam banjir, menurut dia, ada di Kecamatan Padangan. Sebanyak 823 rumah dan 250 ha sawah terendam banjir. Banjir di Tuban menyebabkan 2.214 rumah di 13 desa dari empat kecamatan yakni Kecamatan Semanding, Suko, Parengan, dan Singgahan terendam banjir. Sedangkan di Lamongan banjir terjadi di Kecamatan Babat, Laren, Maduran, dan Gelagah. "Jumlah pengungsi di lokasi tersebut masih didata," ujarnya.
Banjir, lanjut Sutopo, juga masih merendam daerah di Mojokerto dan Kabupaten Gresik. Sebanyak 7.957 rumah, ratusan hektare sawah dan tambak dari 42 desa di lima kecamatan di Gresik masih terendam banjir. Ia mengatakan BPBD bersama TNI, Polri, SKPD, relawan, dan masyarakat telah melakukan penanganan darurat. Makanan siap saji telah didistribusikan.