Sabtu 28 Dec 2013 13:09 WIB

Bumiputera di Pedalaman Victoria Terancam Diusir dari Tanahnya Sendiri

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Masyarakat bumiputera pemegang saham sekaligus pemilik properti di sekitar Lake Tyers di pedalaman Victoria mengatakan mereka terancam diusir dari tanah mereka sendiri. Karena meskipun mereka memiliki saham bersama atas pembangunan rumah-rumah diatas kawasan tersebut, tapi mereka dikenakan biaya sewa yang dilaporkan terus meningkat besarannya.

Sejumlah warga penghuni rumah-rumah di kawasan Lake Tryer mengaku telah diancam akan diusir, tapi sebagian warga lain sudah digusur keluar dari rumah meraka di kawasan itu.

Wilfred Carter, yang seumur hidup tinggal dikawasan itu didakwa pasal masuk tanpa ijin ke rumahnya sendiri setelah tidak mampu membayar uang sewa yang dibebankan oleh Yayasan Bumiputera yang mengelola kawasan Lake Tyers.

Padahal menurut Carter, ayahnya pada tahun 1971 ikut memperjuangkan kepemilikan kawasan itu yang dikenal sebagai salah satu perjanjian hak atas tanah pertama di Australia.

"Mengapa kami harus membayar uang sewa di tanah kami sendiri?,” kata Carter yang kini tinggal di rumah adik perempuannya di Bairnsdale.

"Semua pendahulu yang kini dimakamkan di pemakaman tua tidak berdemo dan memperjuangkan kawasan itu hanya untuk melihat anak cucunya tumbuh besar disana dan mulai membayar sewa; bukan itu tujuan mereka memperjuangkan kawasan ini,” katanya.

Carter mengatakan setelah didakwa masuk tanpa ijin, manager pengelola memerintahkan seluruh harta benda miliknya dan juga anak-anaknya disingkirkan. Dan sebagian besar dari harta bendanya hancur.

"Pertanyaan saya adalah seluruh uang sewa itu digunakan untuk apa? siapa yang diuntungkan?

Kasus pengusiran juga dialami janda muda Lorraine Sellings.

Ia mengatakan dipaksa keluar dari rumah itu dengan dua anak balitanya dan terpaksa tinggal menumpang di rumah ibunya yang hanya memiliki 2 kamar tidur.

Neneknya sekarang terpaksa tidur diatas karpet di lantai ruang tamu dikelilingi benda-benda miliknya.

Sellings mengaku diusir dari rumahnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Ketika kawasan Lake Tyers diserahkan kepada warganya lebih dari 40 tahun lalu, setiap orang dewasa dan anak-anak yang ada menerima saham kepemilikan kawasan dan seluruh properti yang ada diatas tanah itu dan hanya bisa diserahkan dengan kondisi yang diatur ketat.

Kebanyakan para pemilik saham dikawasan itu dan keluarganya sudah pindah. Kenaikan biaya sewa dan ancaman pengusiran ini banyak dikeluhka n keluargan pemilik saham itu  saja.

Pengelola bantah tuduhan warga

Manejer pengelola kawasan Lake Tyer, Simon Wallace-Smith,  menolak untuk diwawancarai mengenai masalah ini.

Namun dalam pernyataan tertulisnya ia mengatakan rata-rata uang sewa yang ditarik digunakan untuk perawatan dan biaya air, dan kenaikan sewanya sangat kecil beberapa tahun terakhir.

Uang sewa menurutnya hanya naik AUD$30 per minggu dibandingkan beberapa tahun lalu, tapi jumlah itu dibantah oleh penyewa.

Wallace-Smith juga menjelaskan kalau seluruh uang sewa digunakan untuk perawatan dan biaya air, meskipun banyak penghuni mengeluhkan rumah mereka tidak dirawat dengan benar.

Terkait pengusiran sejumlah warga, Wallace-Smith menulis kalau penggusuran belakangan ini  dilakukan hanya kepada warga yang tidak membayar sewa dan juga menolak pengawasan reguler. Dan itu merupakan upaya yang layak dilakukan sesuai ketentuan penyewaan dan penghuni rumah sewa yang berlaku.

"Seluruh warga ini telah diberi kesempapatan untuk menyusun ulang  pembayaran tunggakan uang sewa rumah mereka, tapi itu pun tidak dipenuhi,” katanya.

Menteri Layanan Masyarakat Victoria, Mary Wooldridge juga menolak permintaan wawancara ABC mengenai keluhan warga Lake Tyers ini.

Warga pemegang saham dan pemilik kawasan Lake Tyler juga mengeluhkan kurangnya  perwakilan yang demokratis dalam badan pengelola kawasan Lake Tyers.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement