REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 150 anak Surabaya mengikuti khitan massal secara gratis yang diselenggarakan lembaga sosial PKPU Surabaya bekerja sama dengan Bank Jawa Barat (BJB) di kantor cabang BJB Surabaya.
"Untuk memanfaatkan momen yang tepat pada hari libur panjang sekolah, kami bekerja sama dengan BJP menyelenggarakan acara rutin, yakni khitanan massal," kata Penanggung Jawab Program Khitanan Massal dan Operasi Katarak Gratis PKPU Surabaya, Siti Lutfiah, Rabu.
Bahkan, katanya, PKPU secara nasional juga melaksanakan kegiatan serupa di Bandung, Semarang, Medan dan Makasar. "Hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda. Di Surabaya, Bandung dan Semarang pada 25 Desember 2013," katanya.
Di Bandung, peserta khitan mencapai 250 anak, sedangkan di Semarang dan Surabaya masing-masing 150 anak. "Unyuk Medan dan Makasar dilaksanakan pada 29 Desember 2013 dengan jumlah peserta masing-masing 150 anak," katanya.
Selain dikhitan, para peserta juga menerima tali asih berupa tas sekolah, paket baju Muslim, paket sekolah, souvenir dan dana santunan dari BJB.
"Sambutan yang tinggi dari masyarakat dari tahun ke tahun dengan adanya program ini membuat BJB merutinkan kegiatan CSR berupa khitanan massal bagi masyarakat," katanya.
Tidak hanya khitan, program CSR kantor Cabang BJB di Surabaya juga mengadakan operasi katarak gratis untuk 10 orang penderita di Surabaya.
"Operasi katarak gratis ini akan diselenggarakan di waktu yang terpisah. Semoga program CSR yang digulirkan oleh BJB memberikan manfaat yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," katanya.
Sementara itu, LPPM Universitas Katolik "Widya Mandala" (WM) Surabaya mengadakan pelatihan untuk UMKM Kelurahan Sukolilo Surabaya di kampus setempat (17/12), sekaligus menjembatani UMKM itu dengan perusahaan-perusahaan yang mampu mendanai mereka.
"Ini merupakan wujud kepedulian universitas terhadap pengembangan UMKM. Kami sangat gencar dalam memperbaiki kualitas UMKM, baik kualitas produk maupun kualitas proses produksi agar UMKM tersebut mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis di pasaran," kata Humas WM, Vonny.
Untuk itu, LPPM WM mengadakan pelatihan penyusunan proposal kerja sama dan evaluasi usaha kepada beberapa warga kelurahan Sukolilo yang memiliki usaha, lalu WM juga menjembatani UMKM tersebut dengan perusahaan-perusahaan yang mampu memberikan dana kepada UMKM untuk berkembang.
Sosialisasi tersebut menghadirkan pembicara dari Pegadaian, yaitu Hakim Setiawan. Selain Pegadaian yang siap mendanai pelaku UMKM, WM juga akan bekerja sama dengan Pertamina untuk mengembangkan UMKM yang ada. Dalam evaluasi itu, pelaku UMKM Sukolilo terbukti kurang memiliki nilai tambah dalam produknya, yaitu dari segi kerenyahan dan rasa.
"Produk yang memiliki desain kemasan yang bagus, label serta merk, dan produk yang berkualitas pasti akan terus diminati oleh konsumen. Yang bagus lagi kalau ada produk dari kearifan lokal," kata pengusaha keripik tempe 'Indah Rasa', Munali, yang juga pembicara.