Jumat 27 Dec 2013 12:06 WIB

Sulit Melaut, Nelayan Pangkal Pinang Mulai Beralih Profesi

 Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG --  Sebagian nelayan tradisional di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung mulai beralih profesi menjadi pemulung dan kuli bangunan karena cuaca buruk berupa gelombang tinggi, hujan lebat dan badai terus melanda perairan di daerah itu.

"Sudah hampir satu bulan ini cuaca di perairan Bangka Belitung sangat buruk seperti gelombang besar dan angin kencang sehingga kami takut melaut," ujar salah seorang nelayan, Abdullah di Pangkalpinang, Jumat (27/12).

Menurut dia, gelombang tinggi dan angin kencang serta hujan lebat yang terus menghadang sejak satu bulan belakangan ini mengakibatkan nelayan jarang melaut, sedangkan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari terpaksa beralih pekerjaan menjadi pemulung dan ada juga yang menjadi kuli bangunan.

"Lumayan menjadi pemulung dalam satu hari bisa mendapatkan 4 kg sampai 10 kg barang plastik atau besi-besi bekas. Barang bekas dijual Rp4.000 per kg dan dalam satu hari bisa mendapatkan uang Rp15 ribu hingga Rp30 ribu, cukup untuk membeli beras, sayur dan biaya sekolah anak," ujar Bai Haki, nelayan lainnya.

Menurut dia, kalau pun dipaksakan melaut akan rugi karena hasil tangkapan juga sangat berkurang dan risikonya kecelakaan di laut sangat besar seperti yang dialami sejumlah nelayan yang memaksakan diri melaut.

"Kalau musim gelombang, hujan dan badai seperti sekarang lebih baik istirahat dulu melaut, karena ikan di perairan juga sangat kurang. Bisa saja biaya operasional lebih besar dibandingkan hasil tangkapan," ujarnya.

"Bayangkan, untuk pergi melaut membutuhkan uang sekitar Rp1 juta untuk beli BBM serta gaji dan ransum teman-teman, sedangkan hasil tangkapan jelas kurang saat musim begini. Jangankan untung malah akan rugi besar," ujarnya. Meski Bai Haki juga berharap cuaca cepat normal agar kembali bisa melaut.

Begitu juga yang diungkapkan nelayan di Kampung Nelayan I Pangkalpinang, Udin (45). Ia mengatakan, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari ia menjadi kuli bangunan.

"Mau gimana lagi, terpaksa hampir sebulan belakangan ini alih profesi menjadi kuli bangunan dengan penghasilan per hari Rp45.000," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement