REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jabar, menetapkan status siaga satu untuk wilayah Cianjur, meskipun hingga saat ini kondisi daerah rawan bencana masih aman.
Penetapan status siaga satu tersebut setelah BPBD melakukan pemantauan di sekitar wilayah Cianjur Utara dan memprediksi daerah tersebut aman dari bencana longsor karena pada tebing dan lahan penduduk tidak ditemukan rentakan tanah.
Kepala BPBD Cianjur, Asep Suhara, Rabu, mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan kecamatan dan desa-desa yang ada di Cianjur, terutama di wilayah Selatan dan Utara, terkaitnya intensitas hujan yang cukup tinggi.
Terlebih untuk desa yang berada di pinggir aliran sungai karena beberapa hari terakhir debit air sungai mulai naik dari hari biasanya. Warga sudah diberikan imbauan sejak beberapa bulan ke belakang agar waspada terhadap banjir dan longsor, katanya.
Dia menjelaskan, selain di wilayah Cianjur Selatan yang rawan banjir dan longsor, di wilayah Cianjur Utara cukup rawan karena terdapat banyak perbukitan serta beberapa sungai.
Untuk wilayah Utara masih aman dari longsor, namun warga diharapkan lebih waspada terhadap segala bentuk bencana alam.
"Kita sudah mengecek ke wilayah utara, tidak ditemukan tanda-tanda bahaya akan terjadinya longsor, sebab tidak ada retakan pada tanah. Tapi kita sudah tetapkan status siaga satu," ucapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya menetapkan status siaga satu terhadap bencana alam karena banjir dan longsor di wilayah selatan telah menyebabkan beberapa orang meninggal dunia dan luka-luka, serta ratusan warga mengungsi.
"Penetapan status siaga satu ini diumumkan Bupati Cianjur dalam rapat koordinasi BPBD. Penetapan status itu berdasarkan masih besarnya luapan air sungai dan tingginya curah hujan yang terus mengguyur, maka pemerintah telah menetapkan status siaga satu," ujarnya.
Saat ini tambah dia, BPBD Cianjur telah menyiapkan sejumlah skema penanggulangan banjir dan longsor dengan fokus utama penyelamatan nyawa warga. Di sisi lain, warga yang masih bertahan di rumah yang terancam longsor diminta menuju tempat pengungsian yang telah disediakan pemerintah maupun relawan gabungan.