REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Pemakaian elpiji ukuran 3 kilogram mulai meningkat drastis di Makassar Sulawesi Selatan seiring pemberlakukan harga baru elpijji 12 kilogram pertamina hingga 68 persen pertangggal 1 januari 2014.
"Pembelian tabung elpiji tiga kilogram mulai ramai, masyarakat memilih membeli elpiji tiga kilogram karena harga 12 kilo sudah naik," kata Syamsuddin salah satu agen di Kecamatan Tallo, Makassar, Sabtu.
Ia menyebutkan harga elpiji tiga kilogram dijual Rp13 ribu di tingkat agen sedangkan di pengecer rata-rata menjual Rp15 ribu per tabung. Sementara untuk elpiji 12 kilogram sudah menembus Rp135 ribu.
"Rata-rata tabung dijual di pengecer untuk 12 kilogram antara Rp135-150 ribu per tabung, sedangkan permintaan tabung tiga kilogram meningkat dan banyak permintaaan," ungkapnya.
Sementara pemilik warung makan di wilayah jalan Racing Center, Kecamatam Panakukang mulai mengeluhkan kenaikan elpiji 12 kilogram. Dia menyesalkan pihak Pertamina tidak melakukan sosialisasi akan kenaikan harga elpiji 12 kilogram.
Selain itu para pemilik warung makan terpaksa menyiasati kenaikan tersebut dengan menaikkan harga makanan. " Ya terpaksa dinaikkan dari Rp10 ribu menjadi Rp13 ribu perporsi," tutur Wahyuni pemilik salah satu warung makan.
Sedangkan di Kota pare-pare berdasarkan informasi yang diterima, tabung 12 kilogram sudah mencapai Rp140 ribu, sedangkan ukuran 3 kilogram naik dari Rp12 ribu menjadi Rp15 ribu pertabung.
Kenaikan harga elpiji 12 kilogram tersebut akan memicu kelangkaan pada elpiji 3 kilogram yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu dan usaha mikro karena masyarakat akan beralih, padahal tabung 12 kilogram non subsidi diperuntukkan bagi masyarakat mampu.
"Seharusnya pemerintah mengkaji ulang kebijakan itu, karena akan terjadi kelangkaan di lapangan sebab semua orang dipastikan akan berlaih dari tabung 12 kilogram ke tiga kilogram," ujar Firdaus salah satu warga Pare-pare, Sulsel.
PT Pertamina (Persero) sebelumnya resmi menaikkan harga jual elpiji kemasan 12 kilogram non subsidi secara serentak di Indonesia 1 Januari 2014. Rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per kilogram atau sebesar 68 persen. Pertamina berdalih menekan kerugian bisnis elpiji 12 kilogram rata-rata Rp6 triliun pertahun.