REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Agen elpiji 12 kilogram di Kota Padang, Sumatera Barat, mengaku mengalami kerugian puluhan jutaan rupiah akibat perubahan cepat harga yang ditentukan Pertamina. Pada 1 Januari 2014 Pertamina menaikkan harga, tetapi sepekan kemudian mengubah besaran kenaikan harga komoditas tersebut.
Kabag Pemasaran PT Teten Gazali, Christina Mutiara, di Padang, Selasa (7/1) mengungkapkan perusahaannya merugi kurang lebih Rp29 juta. Saat harga tinggi perusahaannya membeli 900 elpiji tabung isi 12 kg, dan kini harus menyesuaikan harga jual meski berakibat merugikan bagi perusahaan.
Kebijakan yang menurunkan harga elpiji berlaku mulai Selasa, menurut dia, sangat menguntungkan konsumen, tetapi merugikan agen yang sebelumnya membeli untuk stok dengan harga tinggi.
"Para agen dipastikan rugi jutaan hingga puluhan juta rupiah, tergantung masing-masing stok," tambahnya.
Sesuai harga jual eceran tertinggi yang ditetapkan Pertamina, kata dia, saat ini harga jual agen seharga Rp96.800 apabila dijemput langsung dan seharga Rp101 ribu apabila dikanvaskan.
"Sebelumnya, saat harga elpiji tinggi, harga jual ke konsumen mencapai Rp134 ribu per tabung," kata dia. Kerugian, menurut Christina, merupakan risiko bisnis.
Dengan turunnya harga elpiji 12 kg, paling tidak minat beli masyarakat kembali membaik, dan pihaknya menyatakan akan tetap menjaga stok agar senantiasa cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen.