REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat belum merancang langkah untuk menjalin koalisi dengan partai politik (parpol) lain. Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, arah koalisi partainya akan lebih jelas setelah Pemilu Legislatif (Pileg), April mendatang.
"Koalisi setelah pileg baru bisa. Kalau sekarang itu terlalu berandai-andai," kata Ramadhan, di Jakarta, Selasa (7/1). Namun, menurut dia, partainya tetap melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Ia mengatakan, komunikasi itu harus dapat dijalin dengan partai manapun.
Ramadhan mengatakan, Partai Demokrat belum melakukan komunikasi intensif dengan partai tertentu. Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu menyebut, partainya tetap menjaga hubungan, baik dengan partai yang tergabung di parlemen, maupun partai peserta pemilu. "Komunikasi politik dekat dengan semua," ujar dia.
Menurutnya, kader Partai Demokrat kini tengah fokus untuk membawa partai memenangkan pemilu legislatif. Ia mengatakan, calon legislatif partai berlambang bintang mercy itu turun ke daerah-daerah unttuk menggalang dukungan.
Ini menjadi salah satu strategi pemenangan partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono itu. "Untuk memenangkan pileg dengan target 15 persen (kursi parlemen)," kata dia.
Ramadhan mengatakan, angka 15 persen menjadi target realistis partainya. Dengan target seperti, maka kemungkinan besar Partai Demokrat akan berkoalisi untuk bisa menembus presidential threshold yang mensyaratkan 20 persen perolehan kursi di parlemen. Menurut dia, langkah koalisi ini akan menjadi pilihan bagi partai yang lolos. "Tidak akan mungkin tidak ada koalisi," ujar dia.
Terkait dengan Pemilu Presiden/Wakil Presiden, Ramadhan mengatakan, Partai Demokrat sudah memutuskan calonnya ada di tangan Konvensi Capres. Ia mengatakan, siapapun pemenang konvensi itu akan diusung Partai Demokrat untuk maju dalam kontestasi. "Siapa pemenangnya itu yang akan kita usung," kata dia.