REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para perajin batik di daerah Pantura Kabupaten Cirebon mengaku pesanan batik tulis tradisional motif klasik Cirebonan tujuan pasar ekspor Singapura meningkat.
"Biasanya sekitar 500 kain batik, kini bisa mencapai sekitar 800 kain," kata Haryono, salah seorang perajin batik di Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (7/1).
Ia menuturkan, aneka motif batik tulis klasik seperti Paksinaga LimanMegamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, sangat diminati oleh konsumen asal Singapura.
Ia menambahkan, liburan pergantian tahun pesanan batik tulis klasik tersebut cukup menggirahkan. Ia juga berharap permintaan terus meningkat, sehingga usaha batik mampu mendongkrak ekonomi masyarakat Cirebon.
Menurut dia, aneka batik klasik Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, dalam proses pembuatannya membutuhkan keahlian khusus, sehingga produksinya terbatas.
Cirebon merupakan daerah penghasil batik yang memiliki motif unik dan khas. Yang harus dipertahankan sehingga mampu bersaing dan diminati oleh pasar ekspor seperti Singapura dan Eropa.
Kusmanto perajin batik tradisional lain mengaku, motif batik klasik Cirebon yang kini semakin diminati pasar ekspor baik Asia dan Eropa pada dasarnya dapat digolongkan menjadi lima jenis, yaitu Wadasan, Geometris, Pangkaan, Byur, Semarangan.
Ia menambahkan, Wadasan, jenis ini ditandai dengan adanya beberapa ornamen dan benda-benda yang bersumber dari Kraton Cirebon, sering disebut batik Keraton seperti, Singa Payung, Naga Saba, Taman Arum, Mega Mendung.