REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Xavi Hernandez sepertinya masih menyimpan dendam dengan Jose Mourinho. Sosok pelatih Chelsea tersebut terkenal kontroversial dan mengumbar komentar yang menjatuhkan mental lawannya ternyata membuat Xavi jengah.
Gelandang Barcelona tersebut akhirnya mencoba menyerang balik pencapaian Mourinho. Menurut dia, mantan pelatih Real Madrid itu seorang yang pragmatis dalam menerapkan gaya permainan terhadap klub yang diasuhnya.
Xavi menyindir, meski berhasil mengantarkan Inter Milan meraih trofi Liga Champions 2010, namun warisannya tidak diingat orang. "Mourinho suka berbicara tentang hasil dan memanggil dirinya sebagai the Special One," kata pemain berusia 33 tahun itu, dilansir Forza Italian Football, Rabu (8/1).
Pada musim itu, Inter menjadi klub Serie A Liga Italia pertama yang meraih treble winners. Sayangnya, sepeninggal Mourinho, performa La Beneamata menurun drastis selain juga akibat penjualan pemain bintang. "Dia mengatakan telah memenangkan trofi di beberapa negara, tapi saya tidak suka cara dia membuat timnya bermain," kritik Xavi.
Xavi mungkin belum bisa melupakan kekalahan menyesakkan di semi final saat I Nerazzurri menyingkirkan Barcelona dengan skor agregat 3-2. Ketika unggul 3-1 di leg pertama, Diego Milito dan kawan-kawan diinstruksikan bertahan total menghadapi gempuran Blaugrana. Meski mengakhiri permainan dengan 10 pemain, Barcelona hanya menang 1-0 di Camp Nou.
Mourinho yang girang dengan pencapaiannya itu secara spontan merayakannya hingga menyulut emosi kiper Victor Valdes. Menurut Xavi, titel yang dipersembahkan Mourinho itu tidak meninggalkan manfaat apa pun bagi dunia sepak bola. "Sebagai contoh, tim Inter yang memenangkan Liga Champions, siapa yang mengingat mereka? Mereka adalah tim yang tidak meninggalkan warisan."
Penggawa La Furia Roja itu juga menyerang pencapaian Roberto Di Matteo yang mengantarkan the Blues menjuarai Liga Champions 2012. Strategi Di Matteo yang menerapkan gaya bertahan gerendel atau parkir bus dinilai Xavi tidak memiliki filosofi jelas dalam sepak bola. "Hal yang sama diterapkan Roberto Di Matteo untuk Chelsea."