Rabu 08 Jan 2014 14:16 WIB

Mutiara Pesan Al-Insyirah

Mushaf Alquran berusia ratusan tahun yang ditemukan di Turki.
Foto: hurriyetdailynews.com
Mushaf Alquran berusia ratusan tahun yang ditemukan di Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ina Salma Febriany

Melalui Alquran, Allah Swt telah menancapkan dasar-dasar komunikasi yang komprehensif dalam 6000-an lebih ayat-Nya.

Alquran ialah cara Allah Swt agar dapat memberikan nasihat, kabar baik (basyîran) bagi yang melaksanakan segenap ajaran-Nya dan serta kabar buruk (nadzîran) bagi siapapun yang melanggar perintah-Nya, agar mau kembali kepada Allah Swt sebelum nyawa kembali kehadirat-Nya.

Masa yang hampir 23 tahun dan terbilang tidak singkat bagi Nabi Muhammad Saw dalam menyampaikan risalah Al-Qur’an Al-Karîm, adalah lambang bahwa Al-Qur’an perlu dipelajari secara seksama agar setiap orang mendapatkan apa yang ia inginkan dari Al-Quran yakni ketenangan batin.

Meski tidak semua orang mengerti betul tentang tata bahasa Arab yang digunakan Alquran, namun setiap orang pasti akan menemukan kedamaian bersama Al-Quran, karena Alquran bukanlah ciptaan manusia, ia bersumber dari segala sumber kebaikan, Allah Swt. Bernilai pahala bagi yang membaca, mempelajari, menghafal, terlebih bagi yang mengamalkannya.

Dalam masa-masa sulitnya Nabi Muhammad Saw menyampaikan Alquran, sebagai manusia biasa, beliau tak jarang merasa pesimis akan keberhasilannya melakukan dakwah di bumi Makkah dengan ajaran nenek moyang suku Quraisy dalam menyembah berhala yang tak mudah untuk diubah. Namun, Nabi Muhammad Saw senantiasa tabah dan bertahan.

Beliau berprinsip bahwa agama bukanlah menjadi halangan untuk menebar kebaikan, strategi dakwahpun dimulai. Beliau awali dengan menasihati keluarga terdekat, ini dinamakan dakwah sirr (rahasia atau sembunyi). Dakwah sirr ini berjalan hampir lebih dua tahun dan memberikan pelajaran kepada kita bahwa sebelum kita mengubah yang besar, Allah mengajarkan untuk memulai menanamkan kebaikan untuk orang terdekat.

Surah Al-Insyirah kiranya sebagai bukti kebadian Allah Swt dalam menasihati Nabi Muhammad Saw kala ia ketakutan. “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu. Yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Qs Al-Insyirah: 1-8)

Ada beberapa hal yang patut kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan beban di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad s.a.w. dalam menyampaikan risalah. Adapun meninggikan nama Nabi Muhammad s.a.w di sini Maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada Nabi Termasuk taat kepada Allah dan lain-lain.

Lalu dalam ayat selanjutnya, sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.

Kiranya, pesan-pesan yang terkandung dalam surah Al-Insyirah ini juga berlaku untuk kita semua dalam bekerja dan berkarya. Mutiara pesan yang tersirat itu ialah ada jaminan—karena Allah menggunakan lafadz Inna yang bermakna taukid (penegasan)— Allah Swt bagi siapapun yang usahanya diiringi doa dan bertawakkal, pasti kemudahan menghampirinya.

Selain itu, anjuran untuk sigap dalam berbagai kegiatan. Ketika ada amanah yang telah selesai kita laksanakan, maka jangan berhenti dan cepat puas. Allah menciptakan manusia dengan segala potensinya untuk menebar kebaikan. Tebarlah sebanyak mungkin, dan rasakan keberkahan hidup juga buah ketenangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement