REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok oposisi utama di Suriah menunda pengambilan keputusan apakah ikut dalam Konferensi Perdamaian Jenewa II, sementara mereka terlibat perrempuran dengan kelompok radikal dalam tubuh sdirinselain perlawanan terhadap Pemerintah Suriah.
Koalisi Nasional Suriah (SNC), kelompok payung oposisi yang berpusat di Istanbul, Turki, akan membuat keputusan akhir mengenai keikutsertaan dalam konferensu tersebut pada 17 Januari, beberapa hari sebelum konferensi dimulai, kata beberapa sumber yang dekat dengan koalisi tersebut.
Sebaliknya Pemerintah Suriah, Selasa (7/1), menyampaikan keinginannya membuat konferensi itu berhasil, dan menekankan tak boleh ada prasyarat bagi setiap pihak yang memulai perundingan ke arah perdamaian.
Meskipun Pemerintah Suriah memperlihatkan sikap yang tak berubah, berbagai faksi koalisi terpecah mengenai masalah tersebut, terutama setelah lebih dari 40 anggotanya keluar sehubungan dengan pertikaian di dalam koalisi.
Menteri Penerangan Suriah Omran Az-Zoubi mengatakan dalam satu taklimat pada Selasa semua kelompok gerilyawan, tak peduli apa pun nama mereka dan apa pun yang terjadi di antara mereka, adalah "kelompok teroris".
Sebanyak 30 negara akan menghadiri konferensi 22 Januari di Kota Montreaux, Swiss, dan perundingan sesungguhnya antara pemerintah dan oposisi dijadwalkan dimulai dua hari kemudian di Jenewa. Konferensi Jenewa II bertujuan membawa delegasi Pemerintah Suriah dan oposisi ke meja perundingan guna mengakhiri konflik mereka dan meluncurkan proses peralihan politik melalui pelaksanaan penuh Komunike Jenewa --yang dihasilkan pada 30 Juni 2012.
sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement