REPUBLIKA.CO.ID, BENTIU -- Ribuan orang meninggalkan Bentiu, Sudan Selatan, di tengah kekhawatiran tindakan ofensif pemerintah untuk mengamankan ladang-ladang minyak di Sudan Selatan.
BBC melaporkan, Rabu (8/1), warga meninggalkan kamp pengungsian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Bentiu mencari tempat yang mereka anggap lebih aman.
Perundingan gencatan senjata antara pemerintah dan oposisi juga sempat mengalami kebuntuan saat memasuki pembahasan 11 anggota oposisi yang dituding merencanakan kudeta.
Setidaknya 1.000 orang tewas dan hampir 200 ribu orang mengungsi akibat konflik itu. Konflik yang berawal dari perseteruan politik antara Presiden Salva Kiir dengan mantan Wakil Presiden, Riek Machar, kemudian meluas menjadi konflik etnik Dinka pendukung Kiir dengan entik Nuer pendukung Machar. Konflik pecah pertengahan Desember lalu saat Kiir menuding Machar melakukan upaya kudeta.