Jumat 10 Jan 2014 21:47 WIB

Mengintip Strategi PAN untuk Pemilu 2014

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Mansyur Faqih
Dradjad Wibowo
Dradjad Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) tengah fokus menghadapi pileg 9 April mendatang. "Kami sudah mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari. Tepatnya, sejak usai Kongres 2010," kata Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo saat berbincang dengan ROL di Jakarta, Jumat (10/1).

Menurutnya, ada beberapa strategi yang telah disusun PAN untuk mendulang suara sebanyak-banyaknya pada pileg nanti.

Pertama, partai berlambang matahari itu sejak awal telah mendesain pemilukada untuk membangun kekuatan politik di tingkat lokal. Untuk itu, kata dia, PAN tidak menargetkan asal menang untuk para calon kepala daerah yang mereka usung. 

"Jika kandidat yang kami usung menang, itu sudah menjadi modal bagi PAN untuk meraih kursi DPR pada saat pileg nanti. Kalau pun kalah, hal tersebut setidaknya bisa menambah peluang perolehan suara kami di dapil yang bersangkutan," paparnya.  

Strategi kedua, PAN menggandeng lebih banyak tokoh lokal untuk menjadi caleg mereka. Ia mengklaim, para kandidat legislatif yang ditempatkan partainya tidak hanya dikenal oleh masyarakat di masing-masing daerah. Melainkan juga memiliki massa, integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas. 

"Saya katakan, dari dulu PAN itu dikenal dengan identitas Muhammadiyahnya. Ini terus kami pertahankan, di samping menyelaraskannya dengan posisi PAN sebagai partai yang terbuka dan nasionalis," imbuh Drajad.

Sebagai contoh, ujar dia, di beberapa wilayah yang menjadi basis NU, PAN juga merekrut tokoh dan kiyai nadliyin. Sementara, di daerah yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam, parpol ini juga mengambil caleg unggulan dari kalangan non-Muslim yang populis.

Strategi ketiga, kata Drajad, PAN akan melakukan kampanye lewat serangan darat dan udara. Yang dimaksud dengan serangan darat adalah para caleg dituntut giat terjun ke dapil sejak nama mereka masuk ke dalam daftar caleg tetap (DCT). Untuk itu, PAN akan memonitor seberapa sering caleg mereka turun ke daerahnya masing-masing.

Sementara, serangan udara adalah pengenalan caleg melalui iklan dan kampanye yang waktunya nanti ditentukan oleh KPU. Kedua serangan menurutnya sama-sama dibutuhkan.

Ia menambahkan, target PAN pada pemilu kali ini tidak terlalu muluk. "Minimal 46 kursi insya Allah sudah terlewati, sedangkan minimal persentase dua digit (56 kursi) masih dalam jangkauan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement